Hipertensi Jadi Penyakit Terbanyak Kedua di Kotim

kadis kesehatan kotim umar kaderi
Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi.

SAMPIT, radarsampit.com – Hipertensi menempati urutan kedua penyakit terbanyak di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Bahkan hipertensi menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia setiap tahunnya.

“Hipertensi penyakit kedua terbanyak di Kotim. Sedangkan penyakit terbanyak pertama adalah infeksi pernapasan atas, yang biasanya terkait dengan musim dan cuaca,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan cukup banyak disandang masyarakat. Namun sayang tak semua penderitanya yang rutin berobat di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).

“Penderitanya yang rutin berobat hanya 52,3 persen,” ujarnya.

Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering kali hadir tanpa keluhan. Penderita kerab tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi. Kerusakan organ target akibat komplikasi hipertensi akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan.

Baca Juga :  Ada Ribuan Antrean Anggota Baru, Organda Kotim Ajukan Tambahan BBM Subsidi

Istilah hipertensi juga disebut tekanan darah tinggi, digunakan untuk menggambarkan tekanan darah yang lebih tinggi dari normal. Membiarkan tekanan darah tinggi tidak terkontrol dapat menyebabkan kondisi medis yang serius seperti serangan jantung, strok, gagal jantung, atau gagal ginjal.

Sementara itu, hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan buah serta konsumsi gula, garam dan lemak berlebih, obesitas, kurang aktifitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan dan stres.

Umar berharap dukungan lebih banyak dari para kepala desa dan tokoh masyarakat dalam menggerakkan masyarakat dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan, terutama untuk cek kesehatan.

“Sangat baik jika masyarakat rutin cek kesehatan, sebelum adanya gejala sakit yang dirasakan, agar diketahui lebih awal kondisi yang dimiliki masyarakat,” ungkapnya. (yn/yit)



Pos terkait