Indahnya Tradisi Khatmil Quran: Payung Bunga, Balai Berkah, dan Kebersamaan

Liputan Khas Ramadan 1446 Hijriah (19)

khatam alquran
KHATAM ALQURAN: Acara Khotmil Qur’an yang digelar DWP Kotim di aula Rumah Jabatan Bupati Kotim, Sabtu (15/3). IST/RADAR SAMPIT

Tak hanya itu, bendera uang yang tergantung di balai juga menjadi bagian dari tradisi yang ditunggu-tunggu.

Begitu acara resmi selesai, para peserta tampak berebut bendera uang dengan penuh kegembiraan. Riuh tawa dan sorak sorai melengkapi kebahagiaan hari itu.

Bacaan Lainnya

Ketua DWP Kotim Anik Sukarelawati menegaskan, tradisi ini bukan hanya seremonial tahunan, tetapi juga pengingat bahwa membaca Al-Qur’an harus menjadi bagian dari keseharian.

”Khataman ini bukan berarti kita berhenti membaca. Justru, ini harus menjadi awal semangat baru agar Al-Qur’an selalu dekat dalam kehidupan kita,” ujarnya dengan penuh harap.

Sementara itu, Ketua TP PKK Kotim yang juga Penasihat DWP Kotim Khairiah Halikinnor, mengapresiasi semangat para peserta dalam menghidupkan nilai-nilai Al-Qur’an di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Baca Juga :  Persiapan Kotim Sambut Tamu Porprov Kalteng di Sampit

Tradisi khatmil Qur’an bukan sekadar menamatkan bacaan, tetapi juga sebuah warisan spiritual yang telah berlangsung turun-temurun.

Seperti yang terjadi di berbagai daerah, masyarakat Banjar menyebutnya dengan istilah batamat Al-Qur’an, yang biasanya dilakukan di momen-momen istimewa seperti akhir Ramadan, menjelang pernikahan, atau sebagai bagian dari kelulusan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA).

Sebagaimana para sahabat Nabi dahulu yang memiliki kebiasaan mengkhatamkan Al-Qur’an dalam jangka waktu tertentu, tradisi ini tetap lestari hingga kini, menjadi momentum refleksi diri dan pengingat akan kebesaran Allah SWT.

Di akhir acara, para peserta saling bersalaman, berpelukan, dan bermaaf-maafan. Di moment ini para anggota berfoto bersama tak ketinggalan payung-payung bunga menjadi pelengkapnya.

Meski kegiatan telah usai, tetapi keberkahan dari khataman hari itu tetap tertinggal di hati setiap orang.

”Semoga semangat membaca dan mengamalkan Al-Qur’an tidak berhenti di bulan Ramadan, tetapi terus menjadi cahaya dalam keseharian umat Islam,” kata Anik. (***/ign)



Pos terkait