Ketika Jalan Poros Kuala Kuayan Rusak Parah

Tanah Warga Jadi Jalan Alternatif, Terpaksa Pasang Portal dan Pungut Bayaran

Camat Mentaya Hulu
RUSAK: Camat Mentaya Hulu meninjau jalan poros di Desa Santilik perbatasan Kelurahan Kuala Kuayan yang mengalami kerusakan parah sehingga terpaksa memakai tanah masyarakat sebagai jalan alternatif. (ISTIMEWA/RADAR SAMPIT)

Perbaikan infrastruktur masih jadi pekerjaan rumah Pemkab Kotim untuk diselesaikan. Masyarakat pedalaman kerap berjibaku dengan kerusakan jalan karena tak ada pilihan.

HENY, Sampit | radarsampit.com

Bacaan Lainnya

Sudah berbulan-bulan jalan poros di Desa Santilik, perbatasan Kelurahan Kuala Kuayan, Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur mengalami kerusakan. Ruas tersebut sulit diakses masyarakat setempat.

”Sudah dua bulan lebih jalan poros di perbatasan Kuala Kuayan ke arah Desa Santilik rusak parah. Beberapa bulan lalu sudah pernah diperbaiki, karena kondisi cuaca hujan, jalan kembali rusak,” kata Muhamad Indra, Camat Mentaya Hulu saat dikonfirmasi Radar Sampit, Jumat (19/4/2024).

Seingatnya, pada 2022-2023 jalan poros mengarah ke Desa Tanjung Jariangau, Santilik, dan Satiung dilakukan pengaspalan oleh Pemprov Kalteng. Namun, pengaspalan hanya sebagian jalan poros.

”Saya tidak tahu status jalan ini milik jalan kabupaten atau provinsi. Namun, sekitar tahun 2022 atau 2023 saya kurang ingat persisnya, jalan sudah diaspal oleh provinsi, tapi hanya sebagian saja. Di dekat ujung aspal ini yang terjadi kerusakan,” katanya.

Baca Juga :  Bupati Kotim Tegaskan Paskibraka Kotim Harus Bermental Baja

Kondisi jalan semakin parah karena kendaraan angkutan berat bermuatan tandan buah segar (TBS) yang memaksa melewati jalur tersebut, sehingga jalan bertambah rusak. Diperparah lagi cuaca hujan yang membuat jalan kian hancur lebur.

”Jalan poros ini lebih banyak diakses masyarakat yang menuju Kuala Kuayan, Santilik, Parenggean, dan sebaliknya. Jalan ini juga dilewati kendaraan angkutan berat bermuatan TBS hasil kebun masyarakat yang dikirim ke perusahaan,” katanya.

Sebelum Idulfitri 1445 Hijriah, ruas tersebut sempat lumpuh. Mengakibatkan sekitar 50-an truk tertahan hingga harus bermalam di titik yang rusak.

”Sebelum Lebaran, saya mengundang masyarakat setempat mengadakan pertemuan untuk bersama mengatasi permasalahan jalan rusak, sehingga jalan poros dapat diakses. Terutama saat arus mudik Lebaran,” kata Indra.

Dari pertemuan tersebut, masyarakat menyepakati untuk gotong royong memperbaiki jalan setelah kondisi cuaca cerah. Namun, karena masih sering hujan, disepakati membuka jalan alternatif di atas tanah milik masyarakat, tepat di samping jalan poros.



Pos terkait