SAMPIT – Pabrik pengolahan porang bakal dibangun di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Potensi lahan di Kotim dinilai memadai untuk pengembangan porang.
”Insya Allah Juli ini akan membangun pabrik pengolahan tepung porang di Kotim. Saya minta paling lambat akhir Juli sudah peletakan batu pertama pembangunan pabrik,” kata Bupati Kotim Halikinnor.
Dibangunnya pabrik pengolahan porang, tutur Halikinnor, untuk meningkatkan perekonomian di Kotim. Apalagi budidaya porang cukup menjanjikan.
Diharapkan dengan adanya pabrik porang terbentuk pasar porang di Kotim dari luar daerah. Dengan adanya pabrik tersebut, hasil budidaya masyarakat dapat langsung diolah menjadi tepung yang nilai jualnya lebih tinggi dibandingkan dalam bentuk mentah atau biji.
Dia menambahkan, pemerintah berupaya mengundang investor datang ke Kotim. Dengan adanya investasi, perputaran ekonomi di Kotim jauh lebih baik lagi.
”Karena kita tidak punya uang yang banyak, tidak punya modal yang cukup besar, sehingga kita berharap dengan investasi. Tetapi, investasi juga akan dipilah-pilih,” ujarnya.
Menurutnya, investasi tidak hanya memberikan lahan, tetapi contoh investasi dalam bentuk lain, seperti mengundang Master Porang Paidi ke Kotim untuk memberikan edukasi kepada petani yang sedang belajar membudidayakan porang.
”Saya minta kepada Master Porang agar sudah bisa dimulai peletakan batu pertama Juli nanti,” tambahnya.
Halikinnor optimistis budidaya tanaman porang bisa berkembang di Kotim. Pasalnya, tanaman jenis umbi-umbian memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan, bahkan lebih menguntungkan dibanding kelapa sawit.
”Dengan adanya pabrik tersebut hasil produksi porang dapat langsung diolah, kemudian bisa ekspor,” katanya.
Dia menambahkan, tanaman porang mempunyai nilai komoditi sangat tinggi, sehingga menjadi bahan ekspor keluar negeri. Dia berharap bisa menjadikan porang sebagai produk unggulan di Kotim.
”Tanaman porang ternyata punya nilai ekonomis yang sangat tinggi,” kata Halikinnor.
Sebagai informasi, 1 hektare lahan bisa ditanami hingga 30.000 bibit dengan harga jual per kilogramnya mencapai Rp 14.000. Berat porang bisa mencapai 9,5 Kg. Satu pohon diestimasikan bisa menghasilkan sekitar Rp 300 ribu, sehingga 1 hektare lahan porang bisa menghasilkan hingga Rp 600 juta.