Melihat Cara Kerja Alat Pengukur Kualitas Udara di DLH Kotim

Diperbarui Satu Jam Sekali, Lebih Efektif Dibandingkan Manual

alat pemantau udara
LEBIH EFEKTIF: Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien Otomatis AQMS di Kantor DLH Kotim. (HENY/RADAR SAMPIT)

Dhody menjelaskan, tingginya nilai ISPU dapat dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, arah angin, kecepatan angin, tingkat kelembapan, dan suhu udara. Pada pukul 15.00 WIB Senin lalu, suhu udara tercatat 31,8 derajat celcius, kelembapan 71 persen, kecepatan angin 3 km/jam, dan arah angin 166 derajat. Kualitas udara dinyatakan baik apabila nilai PM 2,5  berada di angka 50 ke bawah.

”Saat kabut asap terjadi selama sebulan ini, pada pagi dan malam, nilai PM10 dan PM2,5  terkadang berwarna merah karena dipengaruhi arah angin dan kelembapan udara, sehingga kabut asap begitu tercium dan terasa pekat. Namun, ketika siang sudah ada angin, kabut asap berkurang dan tidak begitu pekat. Kecuali di areal yang memang terdapat kebakaran lahan,” katanya.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Dhody menjelaskan, alat ukur manual dan alat ukur digital yang digunakan saat ini sebenarnya nilai yang dihasilkan kurang lebih sama persis. Namun, yang membedakan cara kerjanya. Dengan menggunakan alat ukur manual atau yang disebut high volume system (HVAS), memerlukan waktu sekitar 30 jam untuk dapat menghasilkan nilai kualitas udara.

Baca Juga :  Ketika Hujan Kian Sering Mengguyur Kotim

Hal tersebut disebabkan alat itu menggunakan filter yang dipasang. Kemudian, partikel debu ditimbang, dilakukan pendinginan selama 15 menit, lalu dipanaskan lagi selama sekitar 30 jam prosesnya.

”Sampai mendapatkan hasil itu, perlu waktu 30 jam biasanya diletakkan di bawah tiang bendera depan Kantor DLH Kotim. Sudah setahun lebih ini, sejak ada alat ukur digital sudah tidak pernah lagi mengukur kualitas udara pakai alat manual. Tetapi, alat ukur manual masih dipakai untuk mengukur partikel debu sesuai permintaan dari perusahaan,” katanya.

Radar Sampit melihat langsung Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien Otomatis AQMS berukuran 5 meter x 4 meter di depan halaman Kantor DLH Kotim. Di dalam Shelter AQMS terdapat komponen utama yang dinamakan mesin AQMS, alat Zeroing, alat filter, microwave, UPS, wifi, listrik, AC, dan blower yang aktif selama 24 jam.

Person In Charge (PIC) Penanggung jawab Stasiun Pemandau Kualitas Udara Ambien Otomatis Kabupaten Kotim Budi Suryono menjelaskan, sistem alat ukur digital itu bekerja secara otomatis. Terhubung dalam sistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).



Pos terkait