Alat pengukur kualitas udara berperan penting selama amukan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur. Nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim jadi acuan sebagian masyarakat menghindari paparan asap.
HENY, Sampit | radarsampit.com
Tepat di depan pintu masuk Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Radar Sampit bisa melihat jelas informasi kondisi kualitas udara terkini yang ditampilkan dalam layar LCD dashboard.
Pada layar monitor, ada lima kategori ISPU, di antaranya baik berada di angka 50 PM 2,5 ke bawah yang ditandai warna hijau, sedang ditandai warna biru, tidak sehat ditandai kuning, sangat tidak sehat merah, dan berbahaya ditandai hitam.
Kepala UPTD Laboratorium DLH Kotim Dhody Wiriyanto menjelaskan, ada tujuh partikulat meter yang diukur, yaitu partikulat (PM10) partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer), PM2,5 partikel udara yang berukuran lebih kecil atau sama dengan 2,5 mikrometer, Sulfur Dioksida (SO2) yang dapat ditemukan pada gas emisi dari polusi kendaraan, Karbon Monoksida (CO) yang merupakan gas beracun yang tidak dapat dilihat atau dicium. Biasanya berasal dari pembakaran kayu, arang, propane. Termasuk hasil dari pembakaran lahan yang terjadi saat ini.
Kemudian, Ozon (03), Nitrogen Dioksida (NO2) yang dapat ditemukan dari hasil pembakaran bahan bakar pada temperature tinggi dan Hidrocarbon (HC).
”Nilai kualitas udara yang biasanya ditampilkan itu PM 2,5. Pada 11 September 2023 pukul 15.00 WIB, berada dalam kategori tidak sehat yang bersifat merugikan pada manusia, hewan, dan tumbuhan,” kata Dhody Wiriyanto, Senin (11/9).
”Nilai ozon rendah karena saat ini tertutup kabut asap. Biasanya, dalam kondisi panas tidak tertutup kabut asap, nilai ozon cenderung tinggi. Hal itu dapat dihasilkan dari polusi kendaraan bermotor,” tambahnya.
Tujuh partikulat meter tersebut memiliki tujuh alat sensor yang dapat menjangkau radius 1 km, tergantung arah dan kecepatan angin. Sensor itu berada di depan halaman Kantor DLH Kotim, masih di areal Shelter Air Quality Monitoring System (AQMS) Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien Otomatis atau (AQMS).