Melihat Potensi Pariwisata di Kabupaten Sukamara

Andalkan Pantai, Budaya dan Hutan

pariwisata sukamara
Keindahan pantai pesisir Sukamara yang cukup potensial dikembangkan sebagai objek wisata.(fauzi/radarsampit)

Pariwisata di Kabupaten Sukamara cukup berpotensi dikembangkan. Berdasarkan beberapa sumber catatan diperoleh objek wisata yang bisa dikembangkan seperti pantai, wisata alam, dan seni budaya.

FAUZIANNUR, Sukamara

OBJEK wisata pantai yang dapat dikunjungi seperti Pantai Kuala Jelai, Pantai Tanjung Nipah, Pantai Tanjung Selaka, Pantai Sungai Ramis, dan Pantai Kampung Baru. Di tempat-tempat tersebut para pengunjung dapat menyaksikan pemandangan bernuansa bahari serta menyaksikan perkampungan nelayan. Dapat pula menikmati indahnya pemandangan matahari terbenam,  serta nikmatnya makanan laut seperti kerang, udang, kepiting.

Selain wisata pantai,  wisata alam yang bisa dikunjungi oleh masyarakat setempat seperti Bukit Patung-yang merupakan dataran tinggi membentuk bukit-bukit dengan panorama alamnya yang sejuk dan alami dikelilingi luasnya perkebunan kelapa sawit. Lokasi bukit ini berada di Kecamatan Balai Riam dan dapat ditempuh dengan jalan darat.

Selain Bukit Patung, di Kabupaten Sukamara terdapat pula Danau Burung, sebuah daerah yang memiliki daya tarik tersendiri. Konon, wilayah ini pada musim tertentu banyak didatangi sekelompok burung liar dan langka khusus untuk berkembangbiak. Luas wilayahnya mencapai sekitar 76.110 hektare. Bukan itu saja, sungai Jelai yang membelah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat juga bisa dijadikan objek wisata, karena kondisinya yang masih alami.

Baca Juga :  Upaya Pemkab Sukamara Kembangkan Budidaya Udang Vaname Berkelanjutan

Dari segi seni budaya, masyarakat Kabupaten Sukamara juga masih banyak yang memegang tegus seni budaya leluhur mereka. Selain itu, masyarakatnya yang multi etnis juga menambah keragaman budaya yang dimiliki masyarakatnya.

Contoh budaya yang masih cukup melekat pada masyarakat Sukamara seperti pantun seloka, barongsai, seni qasidah dan rabana, tari japen, hadrah, doa kasah, meayun anak, pencak silat, babolin, berayah, hingga bagondang dan tradisi lainnya.(*/gus)

 



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *