Di sekitar lokasi juga terdapat warga sekitar yang menjajakan berbagai kuliner guna memastikan wisatawan tetap nyaman berlama-lama menikmati keindahan Wisata Air Hitam Kereng Bangkirai.
Sebelum wisata ini dikembangkan, Nur Halimah dan suami berprofesi sebagai nelayan. Namun sejak beberapa tahun terakhir, Nur fokus berjualan makanan di depan rumah dan hanya suami yang masih mencari ikan.
Saat ini rata-rata pendapatan saat akhir pekan bisa mencapai Rp1,5 juta. Apalagi saat libur panjang, hari libur keagamaan, dan akhir tahun, Nur bisa membukukan omzet Rp2 juta lebih.
Perhatian Pemerintah
Potensi dan keindahan objek Wisata Air Hitam Kereng Bangkirai tersebut tidak luput dari perhatian pemerintah, yang terus berupaya memfasilitasi masyarakat daerah sekitar untuk berkembang.
Selain terus meningkatkan dan memperbaiki fasilitas tempat wisata, pemerintah juga membina warga untuk bisa mengembangkan potensi kerajinan daerah, agar bisa menjadi cenderamata bagi wisatawan.
”Kami terus menambah gazebo untuk wisatawan beristirahat. Kami juga mulai mengoperasikan pusat oleh-oleh di kawasan Wisata Air Hitam Kereng Bangkirai,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Palangka Raya Iin Hendrayati Idris.
Memaksimalkan pengelolaan wisata di wilayah tersebut, Pemerintah “Kota Cantik” juga membentuk kelompok masyarakat sadar wisata (pokdarwis) sebagai bentuk kepanjangan tangan pemerintah.
Selain pemerintah kota, objek Wisata Air Hitam Kereng Bangkirai juga mendapat perhatian khusus Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
Guna mendukung pengembangan kawasan wisata Air Hitam Kereng Bangkirai, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyiapkan Pembentukan Kawasan Wisata Terpadu dan Pusat Kerajinan Purun.
Apalagi, menurut Kepala Disbudpar Provinsi Kalteng Adiah Chandra Sari, di Kelurahan Kereng Bangkirai terdapat kelompok perajin anyaman purun, perajin rotan, ukiran kayu, pembuat teh, dan racikan akar bajakah.
“Ini yang kita padukan untuk mengembangkan kawasan Wisata Air Hitam Kereng Bangkirai,” ujar Adiah. (rendhik andika/antara)