Erlan membantah informasi yang menyebutkan jalan lintas di daerah Bangkal ditutup aparat dari Polda Kalteng. ”Berkaitan banyaknya informasi, di jalan lintas di daerah Bangkal itu dilakukan penutupan oleh pihak anggota itu tidak benar,” tegasnya.
Dia menuturkan, kondisi di Desa Bangkal setelah bentrokan saat ini sudah aman. Aktivitas masyarakat berjalan dengan lancar, begitu pula dengan perusahaan. ”Tolong, masyarakat apabila menerima informasi harus utuh. Harus dicek and ricek. Jangan sampai termakan isu tidak benar,” katanya.
Terkait personel yang disiagakan, Erlan melanjutkan, di area perusahaan masih pasukan lama, yakni sekitar 500 orang. Akan ada tambahan pasukan dari Polda Kalteng, Katingan, dan Kotim. ”Namun itu apabila dibutuhkan. Melihat situasi dan kondisi. Kalau saat ini memang masih aman, kondusif, dan terkendali,” katanya.
Erlan berharap masyarakat tak mudah terprovokasi. Apalagi saat ini sedang berlanjut mediasi dengan Gubernur Kalteng yang diharapkan ada kesepakatan terkait tuntutan masyarakat agar bisa tercapai dan terpenuhi. ”Kami sedang berupaya. Mohon bersabar. Nanti akan kamu update berkaitan dengan situasi kamtibmas, hasil tuntutan, dan kesepakatan dengan pihak perusahaan,” ujarnya.
Lebih lanjut Erlan mengatakan, masih ada beberapa orang di lokasi. Dia mengimbau agar warga kembali ke tempatnya masing-masing. Adapun mengenai korban jiwa, sedang dilakukan proses autopsi. Hasil perkembangan selanjutnya akan disampaikan pihak kepolisian.
”Sampai saat ini meninggal satu orang. Kita lihat hasil autopsinya meninggal karena apa. Nanti akan disampaikan ahli yang berkaitan dengan autopsi. Sedangkan korban yang dibawa ke Palangka Raya kami masih menunggu hasil dokter yang melakukan pemeriksaan di RS Bhayangkara. Mudahan tidak begitu parah,” katanya.
Beda Versi Kronologi Bentrok Warga dan Polisi
Sementara itu, dari sejumlah informasi yang dihimpun Radar Sampit, ada perbedaan kronologi peristiwa itu antara polisi dengan warga. Versi polisi, sejumlah oknum warga mencoba melakukan panen massal di wilayah Pos 3 dan Pos 9 perusahaan perkebunan di wilayah itu. Hal tersebut menjadi perhatian aparat gabungan melakukan pengamanan.