Modal Tak Kembali, Belasan Pedagang Pasar Ramadan Berhenti Berjualan

Pedagang Pasar Ramadan
SEPI: Suasana Pasar Ramadan di Taman Kota Sampit yang sepi pembeli, Senin (26/4) lalu.(HENY/RADAR SAMPIT)

Sejumlah pedagang aneka kue dan masakan cepat saji di Pasar Ramadan Kota Sampit mengeluhkan sepinya penjualan. Sejumlah pedagang bahkan memilih berhenti karena jualannya tak laku.

====

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Sebelumnya ada 40 pedagang yang difasilitasi Pemkab Kotim berjualan di dalam area Taman Kota Sampit. Pemkab memfasilitasi pemeriksaan rapid test, tenda, dan listrik secara gratis. Pedagang sempat merasa keberatan dengan lokasi tempat mereka berjualan.

Namun, mereka terpaksa mengikuti keputusan Pemkab Kotim. Apalagi Pemkab berjanji membantu mempromosikan dan mengadakan hiburan di area panggung untuk menarik pelanggan.

”Kami hargai niat baik pemerintah untuk mencegah Covid-19. Kami bersyukur tahun ini Pasar Ramadan diadakan. Tetapi, kami kecewa ditempatkan di dalam, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Jubaenah, pedagang Pasar Ramadan kepada Radar Sampit, Senin (26/4) lalu.

”Saya dari awal tidak sependapat ditempatkan di dalam. Karena, di dalam sini orang kurang tahu ada pasar. Mau masuk juga mikir-mikir,” katanya.

Menurutnya, apabila Pemkab Kotim mau mencegah Covid-19 di area Pasar Ramadan, paling tepat lokasinya seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni di luar taman. Pembeli bisa langsung membawa sepeda motornya saat membeli dan langsung pulang.

Baca Juga :  Ditinggal ke Kebun, Rumah Warga Samuda Kecil Jadi Arang

”Kalau di dalam, yang ada malah orang jadi ngumpul. Duduk-dudukan di sini, yang malah menimbulkan kerumunan,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, selama 15 hari Ramadan berjalan sampai Selasa (27/4), pendapatan pedagang di Pasar Ramadan menurun drastis. Jauh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Jubaenah mengungkapkan, selama berjualan di dalam area taman, pendapatan per hari berkisar Rp 800 ribu – Rp 2 juta per hari pada minggu pertama. Memasuki pertengahan Ramadan, penjualan turun di kisaran Rp 800 ribu – Rp 1,5 juta.

”Jualan di sini sepi sekali. Mendapatkan Rp 1 juta saja syukur alhamdulillah. Memang benar rezeki itu tidak akan ke mana. Tetapi, kalau rezeki itu tidak dikejar, tidak akan datang,” katanya.

Saat berdagang di pinggir taman kota seperti tahun-tahun sebelumnya, lanjutnya, pendapatan selama sepekan pertama bisa berkisar Rp 3-8 juta per hari. Namun, setelah memasuki pertengahan, pendapatan berkurang di kisaran Rp 1,5-3 juta dan kembali ramai di minggu terakhir Ramadan.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *