”Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memunculkan potensi celah bagi sindikat jaringan narkoba dalam memproduksi ataupun mengedarkan narkoba lebih mudah, murah, dan tidak terdeteksi aparat,” ujarnya.
Masuknya sindikat narkoba ke Indonesia dapat mengancam bangsa. Karena itu, diperlukan peran lingkungan dari aspek keluarga, pendidikan, pekerja, dan aspek sosial masyarakat.
”Saya berharap komitmen Bupati Kotim beserta jajaran agar dapat terus berkolaborasi membangun kepercayaaan dan menjaga kepercayaan. Setelah pertemuan ini, saya akan bertemu lagi dengan Kemenpan sebagai upaya mendukung pembentukan BNNK di Kotim,” ujarnya.
Upaya yang sudah dilakukan dalam memperjuangkan pembentukan BNNK tidak hanya sebagai bentuk tanggungjawab bupati tetapi amal baik.
”Semoga dengan upaya dan komitmen Bupati dan jajarannya dapat menjadikan Kotim semakin maju dan mari kita sama-sama mewujudkan generasi muda yang siap maju menuju Indonesia Emas 2045. Salam sehat tanpa narkoba,” tandasnya.
Kegiatan workshop juga diisi dengan sesi tanya jawab serta kuis berhadiah dua unit sepeda dan tiga handphone yang dihadiri 180an tamu undangan dari kalangan mantir, damang, perwakilan sekolah, perwakilan perusahaan, perwakilan desa dan kelurahan di 17 kecamatan se-Kotim yang ditunjuk sebagai desa kelurahan bersih narkoba (Bersinar). Acara diakhiri dengan penandatanganan deklarasi bersama sebagai bentuk tegas penolakan narkoba. (***/ign)