Proyek konversi sepeda motor listrik ini digarap di bengkel otomotif SMKN 1 Cempaga oleh siswa bernama Krina Januari, Dimas, Fahrianur, dan Andika. Mereka masing-masing tergabung dari kelas 10 hingga 12 SMK. Proses pembuatan ini juga dibimbing oleh 3 guru pendamping, Ranu Miharja, Teguh Harianto, dan Febri Anggoro.
Lanjutnya lagi, untuk 1 unit motor dikerjakan kurang lebih 3 siswa. Pada proyek awal ini pihaknya membutuhkan waktu sekitar 2 hari untuk mengkonversi 1 unit motor. “Namun dengan pengalaman yang ada kini hanya butuh waktu 2 jam untuk mengkonversi 1 unit motor, dengan catatan semua kit atau spare part yang dibutuhkan sudah tersedia,” papar Febry.
Menurutnya, dalam pengerjaan ini ada sedikit kendala yang dihadapi. Terutama sulitnya mencari spare part yang diperlukan di daerah ini, sehingga pihaknya perlu memesan dari luar pulau. Meski demikian, konversi motor listrik tetap berhasil diselesaikan.
Lebih lanjut diuraikannya, untuk konversi kendaraan ini, pihaknya menggunakan body motor matic dan motor bebek. Mesinnya diganti dengan motor listrik. Namun untuk bagian sasis, perangkat keselamatan berkendara, rem, dan lampu tetap mempertahankan bawaan motor aslinya.
“Beberapa bagian tetap seperti kondisi semula, hanya perubahan dalam sistem tegangan. Karena tegangan listrik dari baterai mencapai 72 volt, jadi harus kami turunkan menjadi 12 volt. Kami menggunakan yang namanya converter,” terang Febry.
Adapun spesifikasi basic motor bebek, seperti baterai 72 V 20Ah untuk jarak tempuh 70 Km, dan kecepatan maksimal 80 Km/Jam. Sedangkan untuk motor matic adalah, baterai 60 V 23Ah, jarak tempuh 70 Km, dan kecepatan maksimal 70 Km/Jam.
Ditambahkannya, banyak keunggulan motor listrik dibanding motor biasa. Sehingga pihaknya berharap dukungan pemerintah daerah terhadap karya-karya inovatif siswa, agar taraf pendidikan di Kalteng, khususnya Kotim, bisa lebih berkembang kedepannya.(yn/rm-105/gus)