Pemkab Kotim Tingkatkan Status Tanggap Darurat Banjir

Akses Jalan Terganggu Jadi, Belasan Desa di Tiga Kecamatan Terendam

darurat banjir
RAKOR:  Rapat koordinasi peningkatan status siaga menjadi tanggap darurat yang dilaksanakan di Ruang Pusdaops Kantor BPBD Kotim, Jumat (23/2/2024). (HENY/RADAR SAMPIT)

Bencana banjir akibat curah hujan yang cukup tinggi selama lebih dari sepekan terakhir mengakibatkan sejumlah desa di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terendam banjir. Bahkan, banjir sudah mengakibatkan akses jalan terganggu.

HENY, Sampit | radarsampit.com

Bacaan Lainnya
Gowes

Hal itulah yang menjadi salah satu pertimbangan Pemkab Kotim melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim meningkatkan status siaga darurat menjadi tanggap darurat banjir. Sebelumnya, Pemkab Kotim telah menetapkan status siaga darurat banjir sejak 19 Desember 2023 – 17 Maret 2024.

”Hasil keputusan bersama dalam rapat koordinasi siang ini,  status dinaikkan menjadi tanggap darurat banjir selama 14 hari ke depan. Dimulai 24 Februari-8 Maret 2024,” kata Irawati, Wakil Bupati Kotim saat memimpin rapat koordinasi di Ruang Pusdaops Kantor BPBD Kotim, Jumat (23/2/2024).

”Apabila di tengah masa tanggap darurat tidak ada banjir lagi, curah hujan berkurang,maka bisa beralih transisi ke status pemulihan . Mudah-mudahan intensitas hujan tidak terlalu tinggi sehingga tidak sampai menyebabkan banjir,” tambahnya lagi.

Baca Juga :  Saluran Air Buntu, Sekolah di Sampit Ini Dikepung Banjir

Berdasarkan laporan BPBD Kotim terdapat tiga kecamatan yang mengalami banjir yaitu di Kecamatan Cempaga Hulu, Cempaga, dan Tualan Hulu.

”Cempaga Hulu tadi informasinya cukup parah terjadi di Desa Tumbang Koling. Ketinggian mencapai lebih dari 80 cm dan ada 84 rumah yang terdampak banjir,” ujarnya.

Banjir juga terjadi di Tualan Hulu, Desa Mirah, Luwuk Sampun, Tumbang Mujam, dan Tanjung Jorong.

”Ada juga informasinya di Kecamatan Mentaya Hulu sampai ke bawah yang dikabarkan banjir. Ada Desa Tanjung Jorong yang rawan terputus akses jalannya, karena harus putar jauh lewat jalan di Kecamatan Antang Kalang atau melewati Desa Wonosari atau jalan perusahaan. Terkendalanya akses jalan inilah yang menjadi pertimbangan dinaikkan status menjadi tanggap darurat banjir,” ujarnya.

Camat Cempaga Hulu Gusti Mukafi mengatakan, banjir sudah terjadi selama sepekan di Desa Selucing, Sudan, Sei Ubar Mandiri, dan Pantai Harapan. Korban banjir di empat desa yang terdampak banjir telah menerima bantuan kebutuhan bahan pokok sebanyak 300 paket dari Pemkab Kotim dan Pemprov Kalteng.



Pos terkait