Ributnya Elpiji Subsidi Mahal di Kotim, Desak Pemerintah Awasi Rutin, Tindak Tegas Pangkalan Nakal

pangkalan elpiji
SESUAI ATURAN: Salah satu pangkalan di Sampit, PT Sari Naskati Utama di kawasan SPBU 64.743.09 Jalan MT Haryono, menjual elpiji sesuai HET. (HENY/RADAR SAMPIT)

Warganet menilai Pemkab Kotim menutup mata dan sama sekali tidak melakukan pengawasan dan penindakan. ”Biar dibentuk banyak tim kalau tidak ada pengawasan rutin tidak gunanya. Masa tunggu viral dulu baru tim bergerak,” ujar warganet lainnya.

Tim pengawasan seharusnya rutin melakukan inspeksi mendadak ke pangkalan minimal setiap minggu. ”Masa kerja harus menunggu laporan warga dulu. Sudah jelas-jelas banyak pangkalan menjual di atas HET. Ada banyak pangkalan yang mengecer lagi ke warung. Buktinya sudah jelas, banyak warung eceran memanfaatkan keuntungan dari penjualan gas elpiji. Masa pelanggaran seperti itu dibiarkan saja?” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Putri, warganet lainnya mengaku miris dengan pola distribusi penyaluran elpiji di tingkat pangkalan. ”Saya benar-benar kecewa dengan pangkalan elpiji di Sampit ini. Ibu saya dua minggu sekali saja beli elpiji susahnya minta ampun mencarinya. Anehnya, malam-malam ada pelangsir bolak-balik pakai motor mengangkut elpiji, dijual lagi ke pengecer. Gimana gak mahal harga elpiji di Sampit?” ujarnya.

Baca Juga :  Aroma Boikot Pembahasan KUA PPAS Kotim Mulai Menyeruak

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kotim Zulhaidir saat dikonfirmasi mengatakan, elpiji 3 kg yang disubsidi pemerintah disalurkan hanya untuk masyarakat tidak mampu. Namun, persoalan di lapangan, elpiji diperjualbelikan tidak tepat sasaran. Ditambah pangkalan yang mengecerkan lagi ke warung, membuat harga di pasaran jauh lebih mahal melampaui HET yang ditetapkan Pemkab Kotim.

”Elpiji 3 kg itu barang subsidi yang kuotanya terbatas, sehingga pemakai elpiji 3 kg dengan kata lain pembelinya harus dipilah lagi. Apakah benar masyarakat tidak mampu yang memakainya atau malah warga mampu ikut memakai. Pangkalan harus lebih aktif mengecek KTP pembeli apakah warga setempat atau bukan,” kata Zulhaidir.

Untuk diketahui, ada 416 titik pangkalan yang tersebar di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Cempaga Hulu, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Pulau Hanaut, Seranau, Parenggean, Teluk Sampit, Tualan Hulu, Antang Kalang dan Bukit Santuai. Namun, pangkalan paling banyak tersebar diwilayah Kota Sampit.

Pos terkait