Sampai Begini Parahnya Lonjakan Covid-19 di Jakarta

Rumah Sakit sampai Kewalahan Tampung Pasien

kasus positif Covid-19
DIRIKAN TENDA: Sejumlah pasien beristirahat di ruang IGD tambahan di RSUD Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25/6). Pemerintah mendirikan tenda untuk ruang IGD sebagai triase yang dapat menampung 30 pasien karena keterisian tempat tidur pasien penuh akibat lonjakan kasus Covid-19. (IMAM HUSEIN/JAWA POS)

”Selain itu juga meningkatkan kapasitas jumlah testing Covid-19 bagi masyarakat,’’ paparnya.

Dia menjelaskan, Siloam Hospitals Kelapa Dua dan Mampang memang ditetapkan sebagai RS rujukan pasien Covid-19. Untuk itu manajemen sudah meningkatkan kapasitas kedua RS tersebut menjadi lebih dari 400 tempat tidur. Dia menegaskan siap untuk terus meningkatkan kapasitas untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 ke depannya.

Bacaan Lainnya

Selain itu, mereka juga mengalokasikan anggaran untuk memenuhi kebutuhan APD bagi para tenaga kesehatan. Selain itu juga melakukan tes Covid-19 secara rutin bagi karyawan, dokter, dan perawat. Dia berharap masyarakat lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Sebab dengan kedisiplinan tersebut, bisa mencegah peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.

Caroline juga menjelaskan ketika ada lebih dari satu unit RS Siloam di satu kota, maka ditetapkan satu unit untuk rujukan Covid-19 dan satunya lagi sebagai RS non Covid-19. Tujuannya supaya bisa dilakukan pembatasan yang lebih ketat antara pasien Covid-19 dan non Covid-19. Sehingga pelayanan terhadap pasien non Covid-19 yang membutuhkan perhatian khusus tetap bisa dijalankan. Misalnya untuk pasien serangan jantung, aneurisme, ibu yang bersalin, dan sejenisnya.

Baca Juga :  Selain Sengketa Pilpres, Ternyata Ada 297 PHPU Pileg yang Masuk MK

Ketua IDI Jawa Barat dr Eka Mulyana SpOT pada kesempatan lain membeberkan bahwa tingkat keterisan tempat tidur untuk pasien Covid-19 di Jawa Barat sudah lebih dari 90 persen. Bahkan beberapa rumah sakit yang keterisian tempat tidur lebih dari 100 persen. “Bahkan 103 persen (rumah sakit) di pusat Kota Bandung,” ungkapnya. Ini jauh dari standar dari WHO.

Beban sistem kesehatan masih terus tertekan aliran pasien baru yang masuk ke rumah-rumah sakit maupun tempat-tempat isolasi terpusat. Meski demikian, Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) menyatakan bahwa sampai saat ini kondisi masih terkendali.

Sekretaris Jenderal PERSI Lia G. Partakusuma mengungkapkan bahwa pada umumnya rumah rumah sakit se Indonesia menyiapkan stok hingga 3 bulan. Seperti obat-obatan dan APD. Khusus ventilator, kondisinya berbeda di berbagai rumah sakit. ”Kalau dia RS besar dengan ICU cukup banyak ventilator sudah disediakan sesuai kapasitas,” jelas Lia.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *