Sarana Uji Nyali Menakar Kemampuan dan Kompetensi

Dari Kegiatan UKW yang Digelar PWI Pusat Bekerjasama dengan PT PLN dan Pegadaian di Kota Palangka Raya (2-Selesai)

UKW wartawan
PENUTUPAN UKW :  Peserta berfoto bersama para penguji yang juga dihadiri Sunaryati Deputi Bisnis PT Pegadaian Samarinda di Aula Benuas dan Ulin Hotel Luwansa, Palangka Raya, Sabtu (13/1/2024) sore. (HENY/RADAR SAMPIT)

Uji Kompetensi Wartawan (UKW) perlu dilakukan sebagai pembuktian mengukur kemampuan. Kualitas wartawan diuji demi menyandang gelar sebagai wartawan yang berkompeten.

HENY, Palangka Raya | radarsampit.com

Bacaan Lainnya

“Kami layaknya cermin yang berada di depan Anda. Potensi dan kemampuan yang Anda miliki dapat dilihat dari ujian materi yang Anda kerjakan. Layak tidaknya Anda menjalankan profesi sebagai wartawan akan terjawab setelah ujian ini berakhir,” ucap Pahit Sediarsi Narottama, Penguji Jenjang Utama UKW saat memberikan penjelasan teknis terkait pelaksanaan UKW, Jumat (12/1/2024) pagi.

Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diikuti 23 peserta dari berbagai media yang bertugas di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) tidak hanya untuk mengukur kualitas wartawan dan profesionalitas wartawan dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Namun, juga menjadi pembeda antara wartawan berkompeten dengan wartawan abal-abal yang biasa dikenal dengan sebutan, “wartawan bodrex”.

Baca Juga :  Roti Aoka Mulai Dijual Lagi Setelah Keluar Rilis Resmi BPOM RI

“Untuk mengikuti UKW jenjang Muda, wartawan sudah menjalankan tugas jurnalistiknya selama setahun di medianya masing-masing. Untuk jenjang Madya dan Utama, masing-masing telah menjalankan tugas sebagai jurnalis setidaknya tiga tahun,” ujar wartawan senior yang juga sebagai Ketua Seksi Pendidikan PWI Kalteng.

Secara teknis, Pahit menjelaskan bahwa setiap UKW yang diikuti jenjang Muda, Madya dan Utama masing-masing terdiri dari 10 uji materi.

“Kalau yang sudah menjalani pekerjaan sebagai jurnalis selama setahun itu akan lebih mudah mengerjakan ujian jenjang Muda. Karena, apa yang diuji adalah pekerjaan yang biasa Anda kerjakan sehari-hari,” ujarnya.

“Untuk jenjang Madya ujian lebih difokuskan tentang penyuntingan berita atau tataran editing, memimpin tim media dalam rapat redaksi, penulisan berita feature, perencanaan investigasi, merancang rubrik. Sedangkan, ujian jenjang Utama lebih kepada tataran kebijakan, memanajerial dan memimpin media,” tambahnya.

Pahit menjelaskan peserta dapat dikatakan lulus sebagai wartawan berkompeten apabila memenuhi 70 poin disetiap materi uji. Namun, apabila salah satu saja materi uji mendapatkan poin dibawah angka 70, maka secara otomatis peserta belum layak menyandang gelar wartawan berkompeten.



Pos terkait