Sayur Terendam Banjir, Petani Kumpai Batu Bawah Rugi Puluhan Juta

sayuran kebanjiran
KEBANJIRAN: Kondisi tanaman hortikultura jenis sayuran warga Desa Kumpai Batu Bawah yang terendam banjir luapan Sungai Arut, Sabtu (2/7) (ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN, RadarSampit.com – Banjir di Kabupaten Kotawaringin Barat semakin meluas, bukan hanya merusak infrastruktur jalan, jembatan, dan merendam tempat tinggal masyarakat di lima kecamatan, banjir juga merendam seluruh area pertanian sayur di Desa Kumpai Batu Bawah, Kecamatan Arut Selatan.

Salah seorang warga Desa Kumpai Batu Bawah, Iwan Malo mengungkapkan saat ini nyaris seluruh area permukiman warga sudah tergenang air, terutama area pertanian sayuran masyarakat yang berada di tepi jalan poros desa.

“Hanya sebagian kecil yang bisa diselamatkan oleh masyarakat, tanaman kemudian dimasukan dalam polibeg dan diangkat ke tempat yang aman dari jangkauan air,” ujarnya, Sabtu (2/7).

Belum bisa dihitung berapa luasan lahan pertanian masyarakat yang terendam, karena masih dalam inventarisasi pihak desa, namun dipastikan luasannya mencapai ratusan hektar.

Menurutnya jenis tanaman yang rusak dan gagal panen adalah jenis tanaman sayur mayur seperti Sawi, Kacang Panjang, Bawang Daun, Cabai, Kacang Tanah, Kangkung dan jenis sayuran lainnya.

“Desa Kumpai Batu Bawah merupakan desa pemasok sayuran di Kobar termasuk sayur andalan pertanian yaitu Sawi dan semuanya sudah rusak diterjang banjir sejak sepekan terakhir,” ungkapnya.

Baca Juga :  Gawat!!! Oksigen Medis Mulai Langka di Pangkalan Bun

Bila ditaksir kerugian akibat gagal panen masyarakat nilainya mencapai puluhan juta rupiah dan bila seluruh lahan pertanian bisa lebih dari nilai tersebut.

Kepala Desa Kumpai Batu Bawah, Kecamatan Arut Selatan, Bambang Silihwarno membenarkan bahwa tanaman hortikultura masyarakat desanya hampir seluruhnya terendam banjir dan hanya sebagian kecil yang bisa diselamatkan.

“Kita masih belum bisa hitung berapa luasannya karena untuk tanamanan hortikultura di desa saya lokasinya terpencar-pencar,” imbuhnya.

Ia juga menyebut selain air luapan Sungai Arut sudah merendam tanaman holtikultura masyarakat dan menggenangi permukiman warga, saat ini jalan aspal di Sei Bedara juga sudah terputus. (tyo/sla)

 

 

 

 

 



Pos terkait