Simulasi Coblosan di Lamandau Libatkan Puluhan Masyarakat

simulasi pemilu
SIMULASI: Warga mengkuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara di TPS 4 Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau.  

NANGA BULIK, radarsampit.com – Jelang Pemilu 2024, KPU Kabupaten Lamandau melaksanakan simulasi pemungutan suara yang diikuti masyarakat dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) beserta Panitia Pemungutan Suara (PPS) Nanga Bulik di Balai Desa Arga Mulya, Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau.

Masyarakat datang mulai pukul 08.00 WIB. Mereka yang terdata sebagai pemilih diajak mengikuti simulasi pemungutan suara. Mulai dari pendaftaran pemilih, penyediaan dan pengisian surat suara, hingga perhitungan suara.

Bacaan Lainnya
Gowes

“Simulasi ini untuk menyampaikan kepada publik bahwa KPU Kabupaten Lamandau telah siap melaksanakan pemungutan suara. Ini kita lakukan secara riil sesuai dengan aslinya, proses pemungutan dimulai pukul 07.00 sampai 13.00 WIB,” kata Komisioner KPU Kabupaten Lamandau Muhamad Shabirin kepada wartawan, Selasa (30/1/2024).

KPU melibatkan masyarakat yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)  untuk simulasi pemungutan suara. Hal itu dilakukan untuk memudahkan warga saat pemungutan suara dalam Pemilu 2024.

Baca Juga :  Hadapi Kemarau Panjang, BPBD Seruyan Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla

“Ada sekitar ratusan pemilih yang kami undang untuk ikut simulasi ini. Kemudian dilibatkan juga anggota KPPS untuk bertugas, mulai dari tahapan awal sampai perhitungan suara,” jelasnya.

Simulasi dimulai dengan warga yang menyerahkan surat panggilan ke petugas KPPS. Kemudian menerima surat suara, mencoblos di bilik suara dan memasukkan ke dalam kotak suara. Setelah itu, pemilih juga diarahkan untuk mencelupkan jari ke tinta yang disediakan.

Dia mengatakan, surat suara yang digunakan dalam simulasi berbeda dan tidak menyebutkan apalagi memasang foto peserta pemilu. Sedangkan untuk nama-nama partai menggunakan nama buah-buahan.

“Surat suaranya kami gunakan surat suara simulasi, semisal untuk presiden kami gunakan nama-nama buah.  Ini kami gunakan agar tidak mengarah ke salah satu paslon,” jelasnya. (bib/yit)

 



Pos terkait