Tanam Meranti Putih di Lahan Konservasi Gambut

sma muhammadiyah sampit
Direktur Utama PT. Gunung Gajah Abadi Samarinda Ir Hartoto dan Direktur Produksi Konly Herdianto menanam pohon meranti putih di lahan konservasi gambut milik SMA Muhammadiyah Sampit pekan lalu.

SAMPIT,radarsampit.com –  Lahan konservasi gambut milik SMA Muhammadiyah Sampit di Jalan HM Arsyad Kilometer 5 mulai ditanami pohon meranti putih. Pohon didatangkan dari lahan HPH milik PT. Gunung Gajah Abadi Samarinda di Desa Miau Baru, Kecamatan Kombeng, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.

Guru pelajaran muatan lokal SMA Muhamadiyah Sampit Dr Joni mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan perusahaan pemegang lisensi kehutanan di Kaltim, PT. Gunung Gajah Abadi Samarinda, untuk membangun lahan konservasi gambut dengan tanaman kehutanan dan buah-buahan lokal.

Bacaan Lainnya

”Kami memilih pohon jenis meranti putih atau biasa disebut pohon jemihing. Pohon ini biasa digunakan untuk kayu bakar atau arang, panasnya tinggi dan lambat habis bila dibakar,” kata Joni kepada Radar Sampit kemarin (27/11).

Menurutnya, meranti punya peran besar sebagai penyerap karbon.  Selain itu, kehadiran pohon meranti juga disebut dapat memperbaiki tata air pada saat-saat tertentu. Di mana air yang sebelumnya hanya mengalir pada saat musim hujan menjadi dapat mengalir pada musim kemarau, karena tersimpan dalam cadangan akar pohon meranti.

Baca Juga :  Hirup Gas Beracun, Dua ABK Tugboat di Sampit Tewas di Tempat

”Penanaman perdana di lahan konservasi dihadiri Direktur Utama PT GGA Ir Hartoto dan Direktur Produksi Konly Herdianto. Kami akan tanam 50 pohon meranti putih, dan pohon pasak bumi. Semua pohon kami datangkan dari Kaltim,” ujar Joni.

Joni menjelaskan,  konservasi lahan gambut pada dasarnya adalah mengelola tata air agar lahan tidak kering. Secara alamiah, gambut mampu mempertahankan stok karbon karena kondisi terendam dan anaerob. Pemanfaatan lahan gambut seringkali membuang air di gambut agar dapat ditanami. Dampaknya, daerah dengan lahan gambut seperti Riau dan Kalimantan Barat selalu dihantui kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau tiba. Jika ditilik dari gambut yang terbentuk dari material organik, analogi lahan gambut yang kering seperti kayu bakar yang rentan terhadap api.

Menurut Joni, pelaksanaan konservasi lahan gambut itu tidak mudah. Perlu kerja keras  untuk merestorasi lahan gambut yang terdegradasi agar tidak semakin rusak dan memperparah perubahan iklim.   Praktik konsersevasi lahan gambut di lapangan dapat dilakukan dengan menjaga hutan tetap alami atau pertanian yang berkelanjutan. (yit)



Pos terkait