”Dengan dalih tersebut, pelaku meminta keluarga korban secepatnya mengirimkan sejumlah uang melalui transfer ATM guna menebus biaya alat agar anak segera bisa cepat ditangani,” ujarnya.
Menurut Eko, dalam penipuan dengan modus anak kecelakaan, pelaku memanfaatkan kesedihan serta kepanikan dengan mengendalikan psikologi keluarga korban untuk mempermudah aksinya. Penipu cenderung memberikan keterangan yang berbelit-belit disertai desakan untuk memperlancar aksinya.
”Agar selalu waspada dan jangan mudah percaya. Apalagi jika mendapatkan telepon dari nomor tidak dikenal. Pokoknya lakukan kroscek terlebih dahulu setiap ada informasi terkait modus penipuan yang mengatasnamakan keluarga. Bila ragu, bisa langsung datang ke kantor polisi terdekat untuk menanyakan informasi tersebut,” pungkasnya. (daq/ign)