AKHIRNYA!!! Pemkab Kotim Dapat Solusi Jitu Atasi Masalah Sampah

sampah
TANDA TANGAN: Pemkab Kotim bersama PT Bumi Resik Nusantara Raya melaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau perjanjian kerjasama pada Sabtu (4/9) lalu.

SAMPIT – Persoalan sampah di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai menemukan titik terang. Pemkab Kotim akhirnya menggandeng pihak ketiga untuk mengelola sampah di Kotim.

Sebagai langkah awal, Pemkab Kotim bersama PT Bumi Resik Nusantara Raya selaku pihak ketiga telah melaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau perjanjian kerjasama pada Sabtu (4/9) lalu.

Bacaan Lainnya

Dari perjanjian itu, rencananya Pemkab Kotim bersama pihak ketiga akan membangun pabrik industri pengelolaan sampah di kawasan tempat pembuangan akhir (TPA) yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Km 14.Kerjasama dengan pihak ketiga itu telah direncanakan selama kurang lebih dua bulan terakhir.

”Pak Sanggul (Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kotim) menghadap saya, membahas rencana melibatkan pihak ketiga untuk pengelolaan sampah. Melihat prospek kedepan bagus, saya langsung setuju agar kerjasama itu segera dilaksanakan dan saya sudah katakan, saya tidak mengenal hari kerja atau hari libur. Bagi saya sama saja. Kalau bisa lebih cepat, maka itu lebih baik,” ujarnya.

Baca Juga :  Tak Sampai Satu Jam, ke Palangka Raya dan Pangkalan Bun Lebih Cepat

Halikinnor mengatakan, pandemi Covid-19 benar-benar membuat perekonomian masyarakat terpuruk. Hal itu berimbas terhadap kondisi keuangan daerah yang masih jauh dari harapan.Dana Alokasi Umum (DAU) yang biasa mencapai Rp 850 miliar, mengalami penurunan Rp 750 miliar.

”Saya menerima laporan PAD sekarang Rp 26 miliar, jauh dari harapan. Saya punya mimpi APBD Kotim bisa mencapai Rp 4-5 triliun. Saya katakan ini pasti mungkin. Tentu Pemkab Kotim tidak bisa bekerja sendiri, perlu pihak ketiga dan serta dukungan dari pemerintah provinsi dan pusat untuk mewujudkan mimpi itu,” kata Halikinnor dengan penuh semangat.

Untuk menggenjot PAD, seluruh SOPD diminta terus berinovasi dan berpikir bagaimana caranya meningkatkan PAD. ”Kita berlari dengan waktu. Pandemi ini membuat kita berpikir lebih keras, berinovasi, dan mencari solusi cepat. Saya merasa senang sekali dengan SOPD di Kotim yang bisa berinovasi dan berupaya untuk kemajuan daerah. Walaupun saya memahami semua SOPD memiliki anggaran terbatas, tapi saya harapkan agar kita jangan larut dengan keadaan. Maksimalkan potensi yang ada, seperti dengan melibatkan pihak ketiga ini,” katanya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *