Atasi Daftar Antrean Pasien Cuci Darah, Tiga Perawat di RSUD dr Murjani Sampit Siap Ikuti Pelatihan

cuci darah 1
UNIT HEMODIALISIS : Dokter Penanggungjawab Layanan di Unit Hemodialisis RSUD dr Murjani Sampit dr Paliliewu Novita Angela sedang mencatat progess kesehatan pasien gagal ginjal yang menjalani perawatan cuci darah di lantai III, Selasa (5/3/2024). (HENY/RADAR SAMPIT)

Selain itu, ada pula mesin Water System Reverse Osmosis (RO) yang digunakan untuk mengolah air yang digunakan untuk cuci darah.

Masing-masing mesin cuci darah dilengkapi dengan mesin RO. Melalui, mesin RO ini air baku disuling untuk menjadi steril dan memenuhi standar untuk digunakan dalam proses cuci darah. Setiap proses cuci darah memerlukan 150 liter air steril.

Bacaan Lainnya

“Dari 22 unit ini peruntukannya 18 unit untuk pasien reguler, 2 mesin untuk pasien akut dan 2 mesin untuk pasien dengan airbone disease dan blood borne disease. Namun, fungsionalnya bertahap yang sekarang beroperasi ada 14 unit. Karena, perawat kami masih terbatas,” ujarnya.

Idealnya dengan jumlah 22 unit mesin cuci darah memerlukan 16-18 perawat yang memberikan layanan di Unit Hemodialisis.

“Meskipun ada 22 unit mesin cuci darah, tetapi operasionalnya tetap bertahap menyesuaikan perawat yang ada. Setelah perawat kami selesai mengikuti pelatihan, kami targetkan tahun ini menambah layanan operasional tiga unit mesin lagi sehingga 17 unit mesin cuci darah diharapakn bisa beroperasional,” kata dr Novita.

Baca Juga :  PT GBSM dan MIK Beri Penghargaan 6 Desa di Seruyan dan Gelar Apel Siaga

Dalam hal pelayanan, Unit Hemodialisis di RSUD dr Murjani Sampit dapat melayani sebanyak 24 pasien reguler dan 2-4 pasien akut yang terbagi menjadi dua sesi layanan pagi dan sore.

“Setiap sesi menangani 12 pasien reguler dan pasien akut tidak menentu bisa 2-4 pasien per hari. Setiap pasien melakukan proses cuci darah selama 6 jam termasuk proses disenfektan, sehingga dengan jumlah mesin yang ada, sehari dapat melayani lebih dari 300 tindakan, satu pasien bisa menangani beberapa tindakan. Rata-rata pasien yang dilayani 28 pasien per hari,” jelasnya.

Novita berharap setelah perawat HD selesai mengikuti pelatihan, dapat lebih meningkatkan jumlah layanan pasien HD sehingga daftar antrean tunggu pasien cuci darah bisa berkurang.

“Sekarang daftar antrean tunggu pasien mencapai 200 orang. Mereka masih menjalani layanan cuci darah di rumah sakit lain. Untuk pasien akut tetap kami layani selama enam bulan sampai kondisinya stabil, setelah itu dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya atau ke RSUD Imanuddin Pangkalanbun,” tandasnya. (hgn/sla)



Pos terkait