Masjid Noor Agung juga telah memiliki areal parkir yang cukup luas untuk kendaraan mobil dan motor. Demi keamanan jemaah, pengurus Masjid juga telah memasang CCTV sebanyak 16 titik sejak tahun 2018 bertahap sampai tahun 2023.
”Masjid ini jarang terjadi pencurian. Setahun mungkin sekali kasus pencurian kotak amal terjadi. Januari lalu ada kejadian pencurian kotak amal, karena isi uangnya tidak begitu banyak, kotak amal itu kemudian dikembalikan lagi ke Masjid,” katanya.
“Karena ada kejadian kaca mobil pecah saat jemaah lagi salat Jumat, pengurus masjid menambah lagi 4 titik CCTV yang menyorot sampai ke jalan, sehingga sekarang terpasang 16 titik ,” tambahnya.
Di bidang pendidikan agama islam, Yayasan Masjid Noor Agung juga mendirikan Pondok Pesantren Sabilah tahun 1997 dan Madrasah Diniyah Takmiliyah Sabilillah. Muridnya diajarkan oleh Guru Abdul Rohim (37) yang juga aktif sebagai pengurus Masjid bidang seksi ibadah.
Selama Ramadan, Masjid Jami Noor Agung rutin melaksanakan salat tarawih 20 rakaat dan witir 3 rakaat yang pimpin oleh enam imam yaitu Ustaz Rosyidi,Haji Matruji, Abdul Rohim, Ustaz Mustofa, Mudzamil dan Imam Reza secara terjadwal. Setelah salat tarawih dilanjutkan Tadarus Quran.
”Setiap sore menjelang waktu berbuka puasa juga rutin diadakan tahlil,yasinan dan tausiyah permintaan dari masyarakat serta menyediakan 150 porsi makanan dan takjil berbuka puasa untuk jemaah,” katanya.
Adapun program rutin harian,Masjid Noor Agung mengadakan yasinan dan sholawatan setiap malam Jumat, pengajian setiap malam Kamis, pengajian malam Minggu setelah salat Magrib, pengajian setelah Jumat subuh dan dilanjutkan berbagi nasi bungkus.
Lebih lanjut, Mustofa menceritakan semasa hidup KH Muhammad Sabil tidak hanya mendirikan Masjid Jami Noor Agung tetapi juga mendirikan sembilan Masjid yang tersebar di wilayah Kota Sampit seperti Masjid Nurul Hidayah Jalan Ki Hajar Dewantara pada tahun 1982, Masjid Al Hidayah Jalan Antang Barat tahun 1995 dan Masjid Nurul Iman Al Jauhari Jalan Tidar tahun 1999.