Rendra menambahkan, saat ini ada puluhan lahan perusahaan yang berhasil dikuasai lagi atas nama negara. Di sisi lain, sertifikat yang sudah terbit dalam kawasan hutan tidak bisa diambil negara, lantaran yang bisa membatalkan sertifikat itu melalui pengadilan dan jalur hukum.
”Langkah dari Satgas PKH di Kalteng ini tidak sedang memusuhi sawit, tetapi memperbaiki tata kelolanya. Bukan untuk menghukum, namun untuk menata lahan jadi sumber kesejahteraan, bukan sumber konflik. Kami tidak mengusir investor maupun masyarakat, tetapi menempatkan masyarakat Dayak sebagai mitra yang sah oleh negara,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo mengatakan, Kalteng memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa, salah satunya dalam sektor perkebunan kelapa sawit. Sektor itu telah menjadi kontributor utama terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah, sekaligus sebagai penyerap tenaga kerja terbesar, baik langsung maupun tidak langsung.
”Kita juga menghadapi tantangan serius, bahwa Kalteng memiliki kawasan hutan yang cukup luas, yang banyak dimanfaatkan oleh pelaku usaha maupun oleh masyarakat,” ungkapnya.
Dia menuturkan, keberadaan Satgas bukan semata-mata untuk menghukum, namun sebagai upaya menciptakan tata kelola yang baik, transparan, dan berkeadilan. Harapannya, memunculkan sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat, terutama masyarakat adat untuk memperkuat komitmen dalam menjaga lingkungan, mendorong investasi yang bertanggung jawab, dan memastikan masyarakat sekitar kawasan hutan mendapat manfaat.
”Proses ini membutuhkan komunikasi yang terbuka, kolaborasi yang kuat, dan komitmen bersama. Forum seperti ini menjadi sangat strategis, untuk mendapatkan titik temu antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan,” ujarnya.
Anggota DPRD Bambang Irawan menekankan, langkah Satgas harus berdampak positif bagi masyarakat Kalteng. Lahan-lahan yang ditindak harus ada kontribusi bagi masyarakat Kalteng.
”Kalau mendukung, tentu kami mendukung. Jadi, harus ada dampak baik untuk masyarakat Kalteng,” katanya. (daq/ign)