Mereka menghabiskan waktu di hutan dan tidak ada kesempatan merapikan rambut.
”Termasuk saya, setiap hari di hutan, jarang turun ke kota, mereka turun hanya antar jemput wisatawan setelah itu balik lagi ke camp, dan tidak ada kesempatan untuk potong rambut, jadi saya juga inisiatif memberikan layanan potong rambut kepada mereka di hutan,” bebernya, Senin (2/9/2024).
Bermula dari itulah, aktivitas potong rambut yang sering dilakukan di hutan menarik minat wisatawan yang memandang bahwa kegiatan tersebut sangat unik.
Hasil potongan rambut juga dinilai bagus oleh wisatawan, sehingga wisatawan mancanegara tertarik untuk menggunakan jasanya.
”Dari situlah akhirnya banyak wisatawan mancanegara yang suka dan meminta dipotong rambutnya. Jadi, kerjaan saya selain guide, juga tukang potong rambut di hutan taman nasional. Tempatnya sembarang saja,” ujarnya.
Lanjut pria yang mempunyai nama panjang Diaz Nugraha (26) yang berdomisili di Jalan HM Rafii ini mengatakan, sudah ratusan wisatawan yang ia potong rambutnya. Hal yang membuatnya bangga, belum pernah ada wisatawan yang komplain setelah dipangkas rambutnya.
Kerja sambilan yang mendulang cuan tersebut sangat disyukurinya. Dalam satu hari ia bisa memangkas 2-3 orang wisatawan. Dan yang membuatnya sangat senang, para wisatawan membayarnya bukan hanya dengan uang rupiah, tetapi juga dollar bahkan Euro dengan nilai yang fantastis.
”Dalam satu hari bisa sampai di atas satu juta rupiah. Setelah saya tanya mereka, di negara asalnya tarif potong rambut hingga empat ratus ribu rupiah. Hebatnya, mereka membayar saya sama dengan tarif di negara asalnya, dan mereka mengaku saya tidak kalah dengan hairstyle di negara mereka,” bebernya.
Dia melanjutkan, dia memotong rambut biasanya ketika wisatawan menunggu waktu Orang Utan makan.
”Sambil menunggu, mereka meminta saya untuk memotong rambut mereka. Senangnya kalau di hutan ini, saya tidak perlu keluar biaya bayar sewa ruko. Kalau di Kumai, melayani pelanggan yang itu-itu saja dan bayar sewa ruko mahal,” katanya. (***/ign)