Mengenai target partisipasi pemilih, komisioner berlatar belakang jurnalis dan pengacara ini menambahkan, berada diatas 70 persen sesuai target secara nasional. Untuk Kotim, dia optimistis bisa melebihi itu, karena pada pemilu sebelumnya tingkat partisipasi diatas 76 persen.
Dia mengungkapkan, saat ini pihaknya KPU gencar menggaet pemilih pemula untuk ikut andil sebagai pemilih aktif. Sekolah yang terdata sebagai sebaran pemilih pemula pada pemilu 2024 mendatang disambangi dalam sosialisasi tersebut.
”Untuk pemilih pemula,dari beberapa kali kami turun ke sekolah, minat mereka terlihat tinggi, karena ini merupakan hal yangbaru bagi mereka.Jadi,pemilih pemula, terutama mereka yang baru berusia 17 tahun ke atas, pada pemilu yang akan datang pertama kali mencoblos,” ujarnya.
Sementara itu, dominasi generasi Y pada Pemilu 2024 diprediksi bakal memengaruhi siasat kampanye pada kontestan pesta demokrasi yang akan berlaga. Mengutip artikel yang dimuat aido.id, Generasi Y merupakan generasi yang tak dapat lepas dari gadget. Sebab,semua hal yang mereka lakukan kebanyakan berhubungan dengan internet. Mulai dari bekerja, bertukar pesan, sampai berkencan melalui aplikasi dating.
Generasi Y biasa dikenal sebagai generasi milenium atau milenial. Generasi ini lebih banyak menggunakan teknologi komunikasi instan atau serba cepat, seperti email, chat, dan lainnya.
Hal itu disebabkan generasi Y tumbuh di era internet mulai muncul atau booming. Bukan hanya itu, generasi Y juga sangat terbuka pada urusan ekonomi dan politik. Mereka juga reaktif akan adanya perubahan lingkungan yang ada di sekitarnya.
Mengacu dana Badan Pusat Statistik (BPS) Kotim, pada 2022 lalu, sebagian besar wilayah Kotim sudah terakses internet. Hanya 38 desa yang masih terisolir dari digitalisasi. Selain itu, keberadaan Base Transceiver Station (BTS) atau sinyal telepon dan internet, telah tersedia hampir di semua kecamatan. Hanya satu kecamatan yang belum memiliki BTS, yakni Tualan Hulu.(ang/ign)