Kakek Freestyle Motor Raih Emas Cabor Catur

Yang Tersisa dari Porkab Kotim 2022

Supian Hasyim
BIKIN HEBOH: Supian Hasyim memperagakan aksinya di atas motor setelah meraih medali emas cabor catur. (HENY/RADAR SAMPIT)

”Ya, awalnya coba-coba saja. Tak ada yang mengajari. Mulai masuk SMP belajar teori dan strategi catur, dari remaja itu saya mulai serius rutin berlatih catur,” kata pria lulusan MTSN 1 Sampit Alumni Tahun 1980 ini.

Untuk pertama kali di tahun 1997, Supian Hasyim memberanikan diri mengikuti ajang kejuaraan daerah (kejurda) di Kalteng.

Bacaan Lainnya

”Waktu itu saya gagal. Tahun 2000 ikut lagi Kejurda di Buntok, ya lumayan ada peningkatan dapat juara 6,” ujarnya usai penyerahan medali, Minggu (5/6).

Kemampuannya dalam mengambil dan menentukan langkah bidak semakin menunjukkan progress yang baik. Pada tahun-tahun berikutnya, dia berhasil meraih juara 5 dalam ajang Kejurnas di Semarang dan beberapa kali juara di Porprov. Meskipun tak sampai meraih juara umum.

”Tahunnya kapan saya sudah lupa. Saya sudah lama enggak aktif bertanding, ya baru dua tahun terakhir ini aja ikut lagi. Dulu saya ini pemain yang terdaftar di Sukamara, sekarang sudah di Sampit,” ujar pecatur bergelar Master Percasi ini.

Baca Juga :  Budak Sabu Jalani Bisnis Haram untuk Pengobatan Ibu, Benarkah?

Dalam kehidupan sehari-hari, Supian bekerja serabutan. Kadang menjadi tukang ojek, buruh angkut, dan kadang menikmati hidup dengan bersantai di rumah. ”Kerja serabutan aja. Kalau ada orang yang minta tolong, saya bantu,” ujarnya.

Supian mengaku hidup di Kota Sampit sebatang kara. Istrinya sudah lama meninggal. Putra satu-satunya sudah berkeluarga dan menetap di Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kotim.

”Kadang-kadang menjenguk saya ke Sampit. Di sini sendiri saja. Ibu saya masih hidup, ada di Lamandau sana,” ujarnya.

Sehari-hari Supian senang menghibur orang di sekitarnya. Itulah alasannya masih tetap melakukan aksi freestyle motor di jalan raya umum. Dia pun mengaku tak jera pernah ditahan polisi karena perbuatannya yang membahayakan itu.

”Saya kan berkendara pelan saja, tak bisa ngebut. Polisi juga paling geleng-gelang kepala saja melihat kelakuan saya,” ujarnya.

Demi kelancaran aksinya, Supian selalu berdoa sebelum bertindak. ”Setiap melangkah saya selalu berdoa kepada Allah SWT. Alhamdulillah saya masih diberikan keselamatan dan perlindungan dari Allah,” ujarnya.



Pos terkait