Kisah Ganasnya Kampung Narkoba ala Kolombia di Palangka Raya

Nadi Kehidupan dari Bisnis Haram

narkoba
TARGET UTAMA: Personel BNNP Kalteng menggiring pelaku hasil tangkapan di kampung narkoba kawasan Puntun Palangka Raya. (DODI/RADAR SAMPIT)

Pengendali Kampung

Saleh yang kembali diamankan BNNP Kalteng dalam operasi 21 April lalu, menjadi upaya kesekian kali aparat berusaha membersihkan kawasan tersebut dari jerat bisnis haram. Saleh sendiri dikenal sebagai pengendali wilayah tersebut. Dia gembong besar yang ditakuti dan disegani warga setempat.

Bacaan Lainnya

Hukuman penjara tak mampu menghentikan Saleh. Dia ikut mengendalikan peredaran narkoba dibantu istrinya, Komariah alias Kokom (22). Sang istri akhirnya dibekuk aparat pada 5 Maret 2020. Dari Kokom, polisi juga mengamankan barang bukti 52,85 gram sabu dan uang sebesar Rp 29,6 juta.

Sebelum diringkus karena kepemilikan senjata api pada 2019 lalu, sepak terjang Saleh dikenal sangat licin. Dari mampu lolos dari target aparat, berkat sistem pengamanan yang dibangunnya. Dia juga disebut-sebut ikut membangun infrastruktur di kawasan Puntun.

Baca Juga :  Apes! Transaksi dengan Polisi, Pengedar Diringkus saat Keluarkan Sabu

Perputaran uang dari bisnis haram di wilayah itu sangat besar. Polisi menduga dalam sebulan, sabu yang beredar mencapai 3 kilogram dengan nilai uang sebesar Rp 6 miliar. Sebagian dari bisnis haram itu juga digunakan bandar, terutama Saleh, untuk menghidupi warga setempat agar ikut bekerja sama.

Masih bebasnya peredaran narkoba di wilayah itu diakui Kepala BNNP Kalteng Brigjen Pol Roy Hardi Siahaan. Meski demikian, pihaknya tetap berkomitmen membuat kawasan Puntun bersih dari peredaran barang haram itu.

”Yang pasti kami amankan gembong dulu. Semoga dengan tertangkapnya tersangka (Saleh, Red), peredaran narkoba bisa ditekan,” katanya.

Mengenai masih berjalannya bisnis narkoba meski sudah beberapa kali digerebek aparat, Roy menduga karena banyak warga yang perekonomiannya sulit, hingga masuk dalam dunia hitam itu. Akibatnya, warga sulit diajak kerja sama oleh aparat terkait peredaran narkoba di wilayah itu.

Selain warga, ketua RT setempat juga sulit memberikan informasi pada aparat. Roy mengaku pernah mengundang seluruh ketua RT di kawasan itu, namun banyak yang tidak hadir. Karena itu, pihaknya akan melakukan penyelidikan dan apabila ada keterlibatan ketua RT, dia memastikan akan meringkusnya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *