Lokasi Buruh-Buruh yang Dihabisi di Kalteng saat Penumpasan PKI

Jejak Pembantaian Anggota Partai Terlarang di Kalteng (5)

cover radar sampit perburuan partai terlarang
Cover Radar Sampit edisi operasi penumpasan PKI di Kalteng puluhan tahun silam, terbit 30 September 2014. (Muhammad Faisal/Radar Sampit)

Jalan sepanjang 34 kilometer itu masih perkasa meski umurnya sudah mencapai setengah abad. Meski tak ada catatan pasti mengenai nasib para buruh yang mengerjakan proyek itu, sejumlah sumber menyebutkan, para buruh berlomba-lomba bersembunyi, namun ada juga yang ditangkap.

 

Bacaan Lainnya

Hanya Imbas

Orang-orang yang diburu karena diduga terlibat PKI pada masa kelam selama tahun 1965 sampai akhir 1970-an itu, sebagian besar tak tahu mengenai kiprah organisasi atau partai yang diikutinya sampai pergolakan politik yang terjadi di Jakarta hingga mereka diburu.

Selama di Kalteng, PKI menjalankan program partai seperti biasa, pun demikian dengan organisasi penyokongnya. Sebagian masyarakat Kalteng tertarik menjadi anggota karena PKI merupakan partai resmi.

”Orang-orang di Kalteng masuk PKI, karena PKI itu partai resmi (sebelum keluarnya perintah penumpasan PKI, red), partai yang dibentuk melalui undang-undang. Jadi, banyak orang yang masuk,” kata Sabran Achmad (83) yang saat itu merupakan anggota Partai Nasional Indonesia (PNI), menjabat sekretaris. Saat itu posisi PNI cukup kuat di Kalteng.

Baca Juga :  Cerita Dua Personel Polda Kalteng Jadi Pasukan Penjaga Perdamaian PBB

Sepak terjang PKI dan organisasinya juga sama seperti partai lainnya masa itu. Mereka menjalankan program partai seperti biasa. Dalam buku Bintang Merah Nomor Special Jilid II, Dokumen-Dokumen Kongres Nasional Ke-VI Partai Komunis Indonesia, 7-14 September 1959, sebuah dokumen pidato Messer Tangap Peleng, Sekretaris CDB PKI Kalteng, mengungkap, hal-hal yang mendesak di Kalteng yang perlu perhatian untuk diatasi, antara lain soal pentingnya jalan raya, pengangkutan sungai, dan soal pertanian.

”Dapat dirasakan oleh rakyat bahwa pengaruh dari jalan raya itu sangat membantu cepatnya perhubungan daerah dan lancarnya peredaran ekonomi terutama barang keperluan sehari-hari. Dan tidak hanya itu, tetapi lebih jauh bahwa dengan banyaknya jalan raya di daerah-daerah akan membantu rakyat di desa-desa dengan mudahnya mengikuti perkembangan politik dan ekonomi di daerah-daerah lain maupun situasi nasional pada umumnya,” kata Messer seperti tertulis dalam dokumen tersebut.



Pos terkait