Masjid Barokah, Awali Masuknya LDII di Kotawaringin Timur

Jelajah Masjid di Kota Sampit Selama Ramadan (13)

insert boks
Masjid Barokah menjadi bukti sejarah cikal bakal masuknya Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)

LDII memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART), Program kerja dan pengurus mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat desa. LDII juga sudah tercatat di Badan Kesatuan Bangsa dan perlindungan Masyarakat, Departemen Dalam Negeri.

LDII mulai didirikan pada tanggal 3 Januari 1972 di Surabaya, Jawa Timur dengan nama Yayasan Karyawan Islam (YAKARI).Pada musyawarah besar (MUBES) YAKARI tahun 1981, nama YAKARI diganti menjadi Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI).

Bacaan Lainnya

Pada musyawarah besar (MUBES) LEMKARI tahun 1990, sesuai dengan arahan Rudini sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada masa itu, nama LEMKARI yang sama dengan akronim Lembaga Karate-Do Indonesia, diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).

Jemaah pengikut LDII terus berkembang hingga ke  Kalimantan. Saat ini jumlah pengikuti LDII Kotim mencapai 1.000 jemaah yang tersebar hingga ke pelosok desa Se-Kotim.

LDII memiliki tiga motto yang dikutip dalam Al Quran Surah Ali Imran ayat 104, “Dan hendaklah ada di antara kamu sekalian segolongan yang mengajak kepada kebajikan dan menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung”.

Baca Juga :  Pelayanan Kesehatan di Kotim Masih Kurang Tenaga Bidang Ini

Motto kedua, dikutip dari Quran Surah Yusuf ayat 108, “Katakanlah ini lah jalan (agama)-ku, dan orang–orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha suci Allah dan aku tiada termasuk golongan orang yang musyrik” dan motto ketiga tertuang dalam Quran Surah An Nahl ayat 125 “Serulah (semua manusia) kepada jalannya Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan yang lebih baik”.

“Awalnya Alm Muhammad Taslim mendirikan rumah mengaji di dekat Pasar Keramat yang diikuti Slamet pemilik Bakso Barokah dan Alm Abdul Rohim pemilik RM Budi Luhur dam Alm Untung Fauzi yang dulunya kerja di Pertamina. Empat orang inilah yang dulunya menggagas perlunya dibangun masjid untuk tempat ibadah dan tempat berdakwah,” cerita Dasuki yang sudah aktif menjadi jemaah LDII Kotim sejak tahun 2006.



Pos terkait