Meski kebijakan efisiensi anggaran sangat berdampak terhadap okupansi hunian kamar botel, pihaknya tetap mempertahankan karyawan.
”Untuk management Midtown Xpress Sampit sendiri belum ada hal fatal hingga harus memberhentikan karyawan. Palingan saat sepi kami hanya memberlakukan unpaid leave, libur secara bergantian,” ujarnya.
Dia berharap kebijakan efisiensi anggaran tetap memberikan solusi yang tak memberikan dampak besar khususnya terhadap sektor perhotelan.
”Harapan kami, semoga ke depannya semua kembali seperti sedia kala, karena perputaran ekonomi warga sekitar juga cukup berdampak dengan adanya efisiensi ini. Bukan hanya hotel saja. Kami sangat mengharapkan kegiatan-kegiatan dari pemerintahan bisa tetap berjalan,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan General Manager Aquarius Boutique Hotel Sampit Harry Darmawan.
”Adanya pemangkasan anggaran yang terjasi saat ini sangat berdampak terhadap hunian kamar dan juga dari penurunan acara pertemuan,” kata Harry Darmawan.
Jika kebijakan efisiensi anggaran terus berlanjut, ia khawatir akan berdampak besar terhadap perkembangan bisnis perhotelan kedepannya.
”Saat ini kami dari pelaku bisnis perhotelan sangat prihatin dengan adanya pemangkasan anggaran ini, karena perbandingan dari tahun 2024 semester 1 versus tahun 2025 sampai Mei ini, penurunan hunian dan kegiatan acara mengalami penurunan sudah mencapai 40 persen,” ujarnya. (***/ign)