Menelusuri Jalan Cristopel Mihing yang Kini Jadi Jalur Spesialis Dagang Ayam Potong

Keluhkan Penjualan Sepi, Pedagang Pasar Keramat Usulkan Penertiban Pedagang di Bahu Jalan

pedagang ayam
PEDAGANG DADAKAN: Jalan Cristopel Mihing yang kini menjadi pasar dadakan jualan ayam dan ikan di pinggir jalan, Kamis (30/5/2024) pagi. (HENY/RADAR SAMPIT)

Hal sama dialami Mukaramah, Pedagang Udang di Pasar Keramat yang merasakan sepinya penjualan sejak pandemi Covid-19 tahun 2020 hingga kini.

”Dulu bisa jual 70 kg sampai sepikul sehari habis. Ini seboks isi 35 kg udang bisa enggak habis dijual sehari. Saya ngambil di PPM jualnya Rp 55 ribu per kg. Sedangkan, pedagang pinggir jalan itu ada yang hasil tangkapan nelayan langsung dan ada juga yang ngambil dari pedagang mobil pikap. Kalau kami ini sudah beberapa tangan,” kata pedagang yang sudah berjualan 11 tahun di Pasar Keramat ini.

Bacaan Lainnya

Mukaramah merasakan penjualan mulai sepi semenjak berkembangnya pasar dan banyaknya pedagang dadakan yang berjualan di pinggir jalan.

”Terasa sekali dampaknya ke penjualan. Kami berharap pedagang itu ditertibkan, bukan menghentikan pedagang di uar berjualan, tapi bergabung lah di sini. Masih banyak lapak kosong yang disewakan. Kalau pedagang dikelompokan, pasar jadi tertib jualan kami harapkan bisa ramai kembali,” ujarnya.

Baca Juga :  Empat Hari Ditangani, 80 Hektare Hutan di Kotawaringin Barat Dilalap Api

Mukaramah dan pedagang lainnya bukan menghalang rejeki pedagang di luaran. Namun, pedagang Pasar Keramat menginginkan agar pedagang bisa berjualan tertib.

“Kami percaya rejeki sudah diatur Allah. Tapi, tidak ada salahnya kami berharap jualan kami ramai kembali. Apalagi ini lapak milik pemerintah, yang harusnya dikelola dengan baik,” katanya.

Mukaramah pun tak berniat berhenti berjualan meskipun statusnya hanya menyewa lapak dan berjualan lebih dari satu dekade.

”Sudah menikmati jualan setiap pagi sampai siang. Saya juga ingin membantu keuangan suami, ingin juga hidup seperti orang. Alhamdulillah, berapapun pendapatan setiap hari disyukuri yang terpenting diberikan Allah kesehatan, sesulit apa pun mencari rejeki pasti ada jalan keluarnya,” ujarnya.

Begitu pula yang dialami Aloha Pedagang Ayam di Pasar Keramat yang juga merasakan sepinya penjualan.

”Biasanya bisa laku 70 kg, ini sehari 30 kg aja jual ayam Rp 43 ribu per kg belum tentu habis. Sakit pilu rasanya berjualan,” katanya.

Meskipun masih tetap enjoy menjadi pedagang, Aloha terkadang merasa penghasilan semakin menurun dari tahun ke tahun.



Pos terkait