Mengais Rupiah dari Puing Amukan Si Jago Merah

Cerita Hidup Korban Kebakaran Berunai, Pangkalan Bun

puing kebakaran
SISA KEBAKARAN: Puing-puing bekas rumah Juleha, kakak iparnya sedang mengais mencari sisa material yang terbakar untuk dijual, Selasa (16/8). (ISTIMEWA/RADAR SAMPIT)

Meski bantuan sosial terus mengalir ke posko bencana kebakaran permukiman di Jalan Berunai, RT 07, Kelurahan Baru, Kabupaten Kotawaringin Barat, namun sejumlah korban kebakaran tak ingin berpangku tangan. Mereka mengais rezeki dari yang tersisa di lokasi petaka.

KOKO SULISTYO-radarsampit.com, Pangkalan Bun 

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Siang itu cuaca begitu terik. Uap panas bekas material yang terbakar masih terasa. Aroma hangus masih juga tercium dari jarak puluhan meter. Di antara puing kebakaran tampak beberapa orang yang tak peduli dengan teriknya matahari.

Bahkan ada yang tak berbaju. Ketika didekati, tangan mereka tampak legam terbakar matahari bercampur hitam arang. Tak ketinggalan kuku mereka juga serupa.

Mereka mengaku sedang mencari aluminium, timah, dan kabel yang terbakar. Mereka ambil tembaganya, kemudian dikumpulkan. Bagi mereka, menemukan gumpalan timah dan tembaga yang lumer akibat terbakar bagaikan menemukan sebongkah berlian.

Baca Juga :  Minta Warga Laporkan Pelaku Pembakaran, Ada Hadiah Uang Disiapkan

Barang-barang itu akan mereka jual. Hasilnya untuk sekadar menyambung hidup, atau setidaknya ada sedikit uang jajan untuk anak-anak mereka.

Salah satu yang menarik perhatian adalah di lokasi puing rumah milik Juleha. Terlihat seorang lelaki sibuk mengais material dengan sebatang kayu. Dia merupakan kakak ipar Juleha.

Diceritakannya, setelah kebakaran yang menimpa iparnya, praktis dia tak lagi memiliki penghasilan. Padahal, Juleha saat ini berstatus seorang janda. Suaminya telah meninggal tiga tahun silam.

”Jadi, tulang punggung keluarga sudah tidak ada lagi. Musibah yang menimpa ipar saya meluluhlantakkan harapannya,” ujarnya.

Sebelum musibah menimpa, Juleha berjualan kue dan nasi untuk menafkahi hidupnya. Tapi, seluruh alat masaknya terbakar. Uang modal, pakaian, dan seluruh hartanya ludes tak bersisa.

Meski bantuan sosial masih mengalir berupa bahan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya, iparnya juga perlu pegangan uang. Untuk itu, ia membantu dengan mencarikan sisa material yang bisa dimanfaatkan dan dijual.

”Ini ada terkumpul timah, aluminium, dan sisa kabel yang terbakar. Nanti saya bersihkan, kemudian saya jual. Hasilnya untuk kakak ipar saya,” imbuhnya.



Pos terkait