Para Porter yang Bertahan Hidup di Pelabuhan

Dua Tahun Paceklik, Akhirnya Ada Perubahan

Mereka berusaha bertahan hidup di pelabuhan
JASA ANGKUT: Porter membantu penumpang membawakan barang ke atas kapal Kirana III di Pelabuhan Sampit, Jumat (29/4) siang. (YUNI PRATIWI/RADAR SAMPIT)

Mereka berusaha bertahan hidup di pelabuhan, walaupun hasilnya tidak seberapa. Masa-masa sulit berlangsung selama dua tahun. Kini, harapan baru kembali muncul setelah mudik Lebaran diperbolehkan.

 

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

YUNI PRATIWI, Sampit

 

Pada puncak arus mudik, gerombolan pemudik memenuhi Pelabuhan Sampit. Mereka membawa tas serta oleh-oleh untuk sanak keluarga di kampung halaman. Saking banyaknya barang bawaan, pemudik menggunakan saja porter untuk mengangkut barang bawaannya hingga ke atas KM Kirana III, Jumat (29/4) siang .

Kirana III merupakan kapal terakhir yang mengangkut para pemudik dari Pelabuhan Sampit menjelang Lebaran. Ramainya penumpang membawa berkah bagi  para porter. Dengan seragam biru tua, mereka terlihat semangat meski matahari sedang terik.

Setelah dua tahun mereka vakum karena pandemi Covid-19, akhirnya porter bisa merasakan kembali suasana ramai di pelabuhan. Ini tak lepas dari kebijakan pemerintah yang memperolehkan masyarakat mudik.

Baca Juga :  Arus Balik Sepi, Pemudik Sampit Masih Banyak

“Bersyukur ada kebijakan boleh mudik. Ada pemasukan yang diharap,” kata Mulyadi, salah satu porter di Pelabuhan Sampit.

Menurutnya, para porter menyambut gembira momen mudik 2022 ini. Dia bisa  mendapatkan pendapatan lebih. Tidak seperti tahun-tahun kemarin yang benar benar menjadi musim paceklik.

“Sekarang sudah kembali lagi, Alhamdulillah jadi ada pemasukan,” sebutnya.

Mulyadi menyebut ramainya penumpang yang menggunakan jasa mereka terjadi sejak H-10 Lebaran. Meski ramai namun penghasilan yang mereka dapat tidak menentu.

“Penghasilan tidak tentu, tapi Alhamdulillah lumayan dibandingkan tahun-tahun lalu, kalau ada kapal ya ramai,” ucapnya.

Bekerja sebagai porter bukan pekerjaan yang mudah. Setiap porter harus bekerja keras menjajakan jasanya kepada penumpang.

Mulyadi menambahkan, jumlah porter di pelabuhan sekitar 50 orang. Mereka siap siaga mengangkat barang penumpang.

“Porter di sini dibagi dalam beberapa kelompok, satu kelompok  ada yang 5 orang ada juga yang 6 orang, kalau dapat dari penumpang misalnya Rp 200 ribu, dibagi enam orang,” ungkapnya.



Pos terkait