Peresmian Satu-satunya Gedung Krematorium di Kalteng

Habiskan Dana Rp1,6 Miliar, Hanya Tiga Jam Bakar Jenazah

boks krematorium
TANDA TANGAN: Bupati Kotim Halikinnor menandatangani prasasti peresmian Gedung Krematororium di kawasan TPU Jalan Jenderal Sudirman km 6,3, Jumat (16/6/2023). (Heny/Radar Sampit)

Mulanya pembangunan itu diperoleh dari hibah dana aspirasi anggota DPRD Kotim dapil MB Ketapang yang disalurkan melalui Bagian Kesra Pemkab Kotim sebesar Rp200 juta. Selebihnya, untuk menyelesaikan pembangunan gedung diperoleh dari hasil donasi pengurus dan seluruh anggota Perkumpulan Sosial Bakti Sampit dan warga Tionghoa asal Sampit yang tinggal di Jakarta, Surabaya, Banjarmasin, Palangka Raya, Pangkalan Bun, dan donatur lainnya.

”Krematorium ini satu-satunya yang ada di Kalteng. Kami gotong royong bersama-sama menyelesaikan Gedung Krematorium yang memiliki lebar 10 meter, panjang 20 meter, termasuk alat krematorium dengan menghabiskan dana Rp1,6 miliar,” ujarnya.

Gedung Krematorium mulai dibangun pada April 2021. Dikerjakan selama empat bulan. Kelengkapan prasarana yang dimiliki Perkumpulan Sosial Bakti disediakan untuk melayani seluruh anggota yang berjumlah 1.200 KK dan juga masyarakat Sampit yang memerlukan pelayanan.
”Krematorium ini tidak hanya digunakan untuk warga Kotim yang beragama Tionghoa saja, tetapi bisa juga untuk agama Hindu Kaharingan,

Hindu Bali, Budha atau agama Kristen dan Katolik yang meminta jenazah di krematorim,” ujarnya.
”Krematorium sudah dipakai untuk mengkremasi warga dari Pangkalan Bun dan terakhir dari warga Palangka Raya,” tambahnya.

Baca Juga :  Lalu Lintas Semrawut Dibiarkan, Jangan Tunggu Jatuh Korban

Koteng mengatakan, mesin krematorium buatan Australia itu sudah canggih dan modern. Proses pembakaran jasad manusia yang telah meninggal memerlukan waktu tiga jam dengan suhu panas 800 derajat celcius.

”Mesin krematorium ini tidak menimbulkan asap ataupun bau karena sudah ada filternya. Bahan bakarnya menggunakan solar sebanyak 150 liter untuk proses kremasi. Setelah itu dilakukan tahap pendinginan abu,” ujarnya.

Adapun biaya operasional jasa kremasi jenazah dapat dilakukan sesuai kemampuan. ”Biaya kremasi tidak kami tetapkan. Biasanya pihak keluarga yang ingin mengkremasi jenazah membantu dana operasionalnya dan untuk warga yang tidak mampu kami gratiskan dan hanya membantu biaya solarnya saja,” ujarnya.

Koteng menambahkan, pihaknya juga telah membangun tempat penitipan abu di rumah duka yang berlokasi di Jalan Putir Busu. Abu jenazah bisa dititipkan untuk mempermudah pelaksanaan acara ziarag ataupun ritual ibadah. (***/ign)



Pos terkait