Perjuangan ke Sekolah setelah Jembatan Diterjang Lahar Dingin Semeru  

Kalau Ada Siswa Tak Bisa Datang, Guru Yang Antar Soal ke Rumah

siswa sekolah dasar (sd) melintasi daerah aliran sungai (das) kali regoyo untuk berangkat sekolah di desa jugosari, kecamatan candipuro, lumajang, jawa timur
Warga menggendong siswa sekolah dasar (SD) untuk berangkat sekolah melintasi daerah aliran sungai (DAS) Kali Regoyo di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Senin (22/4/2024). Sebanyak 40 siswa SDN Jugosari 3 terpaksa menyeberangi sungai disebabkan jembatan limpas sebagai akses utama menuju sekolah terdampak banjir lahar hujan Semeru. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/rwa.

Banjir lahar dingin Semeru menyebabkan 7 desa dan 3 kelurahan di sejumlah kecamatan di Lumajang tergenang dengan ketinggian air 15–20 cm.

Total, terdapat 495 kepala keluarga (KK) yang terdampak. Sebanyak 42 KK di antaranya sempat mengungsi di dua titik pengungsian. BPBD Lumajang juga mencatat terdapat tiga korban meninggal dunia.

Saat mengunjungi lokasi terdampak pada Minggu (21/4/2024) lalu, Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menegaskan bahwa pembangunan kembali keenam jembatan rusak segera dikerjakan.

’’Kami berupaya memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi. Perbaikan fasilitas prioritas,” kata Adhy ketika itu.

Itu pula yang sangat ditunggu para warga Sumberlangsep: jembatan penghubung dusun mereka dengan dunia luar kembali berfungsi. ’’Kami tak mungkin membangun sendiri jembatan. Apalagi, sudah berkali-kali jembatan rusak karena banjir,” ujar Amir.

Solusi lain, lanjut Amir, warga Sumberlangsep direlokasi. ’’Saya sejak kecil di sini. Tiap kali ada banjir lahar, selalu (terisolasi) seperti ini,” tuturnya.

Siti Aminah juga mengharapkan jembatan segera normal lagi. Harapan lainnya? ’’Mudah-mudahan tidak ada banjir besar lahar lagi. Kasihan anak-anak kalau sekolah begini,” katanya. (*/c7/ttg/jpg)



Baca Juga :  KPK Periksa Ihsan Yunus, Terkait Korupsi APD Covid-19

Pos terkait