Puskesmas Ujung Tombak Suksesnya Vaksinasi

vaksinasi puskesmas
LOKAKARYA: Puskesmas Semanggang, Kecamatan Pangkalan Banteng saat menggelar Lokakarya Mini Lintas Sektor dengan tema Semanggang Beraksi Bersama Atasi Kasus Secara Integrasi, Rabu (16/6). (ISTIMEWA/RADAR SAMPIT)

PANGKALAN BUN– Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) harus menjadi yang terdepan untuk berperan aktif menyukseskan vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat pedesaan.

Hal itu diungkapkan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit  Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotawaringin Barat Jhonferi Sidabalok saat Lokakarya Mini di Puskesmas Semanggang, Rabu (16/6) pagi.

Jhonferi juga memaparkan bahwa vaksinasi merupakan ikhtiar dan sebagai bumper terakhir untuk melawan pandemi. “Pemerintah menargetkan minimal ada 70 persen dari jumlah penduduk Indonesia, khususnya masyarakat di Kobar. Diharapkan dari 70 persen ditambah vaksin gotong royong 10 persen maka berjumlah 80 persen yang sudah divaksin dari total jumlah penduduk yang ada,” katanya.

“Jika sudah tercapai, maka akan menciptakan kekebalan kelompok. Sehingga berdampak positif guna menormalkan seluruh kegiatan masyarakat seperti sebelum pandemi ini,” tambahnya.

Untuk sekarang ini, lanjut Jhonferi, jumlah yang sudah divaksin di Kabupeten Kobar baru mencapai 15 persen untuk tahap 1 yaitu lansia umur 50 ke atas. Sedangkan tahap 2 dan tahap 3 yang nantinya menyasar umur 18 tahun ke atas belum dilaksakan. “Targetnya masyarakat terlindungi, mulai tanggal 18 – 28 Juni setiap hari harus ada kegiatan vaksinasi. Per kecamatan ada 200 hingga 300 yang harus divaksin. Nantinya ada aplikasi Pendekar yang bisa diakses langsung oleh masyarakat Kobar,” paparnya.

Baca Juga :  Ratusan Anak Jalani Suntik Vaksin Dosis II

Dalam pertemuan ilmiah yang dilakukan Muspika Kecamatan Pangkalan Banteng, Kepala Desa, para dokter dan Dinas Kesehatan Kabupeten Kotawaringin Barat dan para ahli bidang kesehatan itu membahas tentang pelaksanaan suntik vaksin dan evaluasi vaksinasi yang sudah berjalan selama ini.

Kepala Puskesmas Semanggang, dr Fitri menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir akan suntik vaksin. Pasalnya jika setelah divaksin lalu ada gejala maka diharapkan menghubungi pihak desa atau datang langsung ke Puskesmas. “Jika keluhannya disebabkan oleh vaksin (setelah penyuntikan) maka seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah,” jelasnya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *