Resolusi Melawan Ancaman Resesi, Bupati Kotim Ajak Bangun Optimisme

tahun baru terowongan nur mentaya
MENYAMBUT TAHUN BARU: Suasana Terowongan Nur Mentaya di Jalan Tjilik Riwut dipadati warga yang menghabiskan malam pergantian tahun, Sabtu (31/12). Bupati Kotim Halikinnor mengajak semua pihak untuk membangun optimisme memasuki 2023. (ABDI RAHMAN/RADAR SAMPIT)

Gejolak harga pangan dan energi, lanjutnya, mendorong terjadinya inflasi tinggi. Bahkan, sifatnya akan lebih permanen hingga 2024. Sebab, sejumlah negara di dunia terancam resesi hingga stagflasi pada 2022-2023.

”Ini adalah konteks yang sedang dan akan terus kita kelola hari ini dan 2023. Bahkan, pembahasan persoalan kompleks ini akan berlanjut ke 2024,” kata Sri Mulyani, beberapa waktu lalu.

Bacaan Lainnya

Adapun dampak dari resesi ekonomi seperti dikutip dari pajakku.com, di antaranya bagi pemerintah, pendapatan negara yang bersumber dari pajak dan nonpajak menjadi lebih rendah. Itu disebabkan pendapatan masyarakat yang menurun hingga harga barang dan properti turun pula. Pada akhirnya, memicu rendahnya jumlah PPN yang disetor ke kas negara.

Ketika pendapatan negara menurun, pemerintah tetap dituntut membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, karena jumlah pengangguran yang meningkat. Dampak lainnya, pinjaman ke bank asing juga meningkat yang nantinya mengakibatkan defisit anggaran serta tingginya utang pemerintah.

Baca Juga :  Konflik Lahan di Kotawaringin Timur Korbankan Banyak Orang

Bagi perusahaan, dampak resesi ditandai dengan daya beli masyarakat yang menurun dan pendapatan perusahaan yang semakin kecil. Kondisi tersebut akan memberi ancaman pada kelancaran arus kas. Selanjutnya, akan terjadi perang harga yang menjadi opsi agar perusahaan terhindar dari kebangkrutan. Umumnya, perusahaan akan menutup area bisnis yang kurang menguntungkan hingga memangkas biaya operasional.

Resesi ekonomi juga berimbas pada pekerja. Banyaknya area bisnis yang kurang menguntungkan yang ditutup serta pemotongan biaya operasional, akan mengakibatkan banyaknya pemutusan hubungan kerja. Hal itu menyebabkan pengangguran akan meningkat drastis.

Terkait ancaman resesi itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membawa kabar positif. Kepala Organisasi Riset bidang Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari mengatakan, Indonesia tidak akan mengalami resesi.

Dia menuturkan, salah satu kekuatan Indonesia menghadapi ancaman resesi global adalah sektor dunia. Dia mencontohkan, ketika dua tahun pandemi Covid-19 menyerang, perekonomian Indonesia nyaris lumpuh. Untungnya, ekonomi Indonesia bisa segera bangkit karena didukung oleh sektor pertanian.



Pos terkait