Sagara Dental Hadirkan Dokter Spesialis Konservasi Gigi di Sampit

dokter spesialis konservasi gigi
PELAYANAN: Dokter Spesialis Konservasi Gigi di Sagara Dental saat melayani pasien.

“Kami juga sering menerima pasien rujukan yang kasusnya terjadi kegagalan restorasi yang biasanya mengakibatkan pasien mengalami infeksi dan pembengkakan pada gusi. Sehingga perlu dilakukan perawatan ulang atau perlu dilakukan perawatan saluran akar secara menyeluruh tergantung dari kasus dan gejala yang dialami pasien,” kata drg Ratih Mahanani, Rabu (16/11).

Sebagai dokter spesialis gigi konservasi, Ratih berfokus melakukan restorasi atau tindakan medis untuk mempertahankan gigi yang mengalami kerusakan agar tetap berfungsi dengan baik dan tentunya memperhatikan estetika gigi pasien.

Bacaan Lainnya

“Permasalahan kasus karies atau kita kenal dengan gigi berlubang juga sering saya tangani. Pasien yang mengalami gigi berlubang kami sarankan agar rutin kontrol, jangan dibiarkan. Karena, kalau gigi berlubang dibiarkan maka bisa mengenai bagian pulpa yang didalamnya terdiri dari syaraf, pembuluh darah dan jaringan lunak lainnya,” kata perempuan kelahiran Bangkalan, 13 Maret 1991.

Baca Juga :  Siap Siaga Hadapi Karhutla, Kecamatan Seranau Petakan 13 Titik Rawan Kebakaran

Tidak hanya itu, pasien yang mengalami masalah pada gigi umumnya akan mengalami gejala sakit gigi cenat cenut seperti berdenyut,sakit kepala, ngilu dan kesulitan tidur.

“Pada beberapa kasus yang dialami pasien, umumnya akan melakukan tindakan mumifikasi atau mematikan syaraf. Namun, persoalannya infeksi didalam gigi masih belum dapat diatasi. Sehingga perlu dibersihkan secara menyeluruh melalui perawatan saluran akar,” kata dokter lulusan Universitas Jember dan Universitas Airlangga tahun 2021.

Untuk diketahui, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia yang umum terjadi adalah kasus gigi berlubang, rusak dan sakit sebesar 45,3 persen dan kasus gusi bengkak atau keluar bisul (abses) sebesar 14 persen. Bahkan, berdasarkan riset The Global Burden of Disease Study di tahun 2016 permasalahan karies gigi merupakan penyakit yang dialami hampir dari setengah populasi penduduk di dunia atau 3,58 milyar jiwa.

“Gigi berlubang disebabkan karena adanya kerusakan pada lapisan email yang bisa meluas sampai ke bagian syaraf gigi. Penyebabnya karena ada bakteri atau sisa makanan yang menempel. Untuk mencegahnya, minimal kita rutin menggosok gigi dua kali sehari pagi dan malam dan lebih baik setelah selesai makan untuk menghindari sisa makanan yang menempel pada gigi yang dapat menyebabkan gigi berlubang,” tandasnya. (hgn/yit) 



Pos terkait