Upaya Pemkab Sukamara Kembangkan Budidaya Udang Vaname Berkelanjutan

Petakan Kawasan Potensial dan Terbitkan Perbup Pedoman Pembesaran

boks
PANEN: Warga saat memilah ukuran udang vaname hasil panen tambak BUMDes Damai Jaya Desa Sungai Damar, Kecamatan Pantai Lunci.  (Fauzi/Radar Sampit) 

Upaya lainnya juga dilakukan guna menjaga daya dukung ekologi wilayah pesisir pantai sebagai penyangga keberlanjutan budidaya udang vaname. Pemkab Sukamara secara intensif melakukan penanaman mangrove. Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukamara mencatat hingga Juni 2023, seluas 710 hektare telah ditanam di sepanjang garis pantai Sukamara. Terbagi di wilayah Kecamatan Pantai Lunci seluas 410 hektare dan wilayah Kecamatan Jelai seluas 300 hektare.

“Penanaman dengan melibatkan kelompok masyarakat desa setempat. Tahun ini akan ditanam lagi seluas 39 hektare melalui APBD Provinsi Kalteng dan diperuntukan di wilayah Kecamatan Pantai Lunci,” jelas Kepala DLH Sukamara M. Fakhmi Rizali, Kamis (22/6).

Bacaan Lainnya

Pengelolaan lingkungan sebagai penyangga juga menjadi poin wajib dilaksanakan oleh para pembudidaya, baik menggunakan teknologi sederhana, teknologi semi intensif, teknologi intensif, maupun teknologi super intensif. Dalam Perbup Nomor 61 Tahun 2022 ditegaskan, setiap orang yang melakukan kegiatan pembesaran udang wajib menyediakan daerah penyangga sesuai peraturan perundang-undangan, memelihara tanaman mangrove atau tanaman pantai lainnya yang berfungsi sebagai penyangga di area pembesaran udang, dan menanam mangrove pada saluran pengeluaran yang dipengaruhi oleh pasang surut dan aliran nutrient.

Baca Juga :  Pembangunan Jalan Wisata di Kotawaringin Barat Jadi Prioritas  

Bupati Sukamara Windu Subagio mengungkapkan pertumbuhan pembudidaya udang vaname menunjukan dampak positif bagi peningkatan infrastruktur maupun perekonomian masyarakat sekitarnya. Hal itu nampak dengan peningkatan akses jalan lingkungan oleh pemerintah daerah, maupun jalan poros Sukamara – Pantai Lunci – Jelai dengan aspalisasi oleh Pemprov Kalteng secara bertahap. Usaha masyarakat pesisir pun mulai menggeliat dengan bermunculan warung-warung sepanjang jalan poros.

Penyerapan tenaga kerja juga mulai dirasakan seiring pertumbuhan para pembudidaya. Misalnya, Bumdes Bangun Jaya Desa Sungai Damar yang mempekerjakan warga setempat. Terserapnya tenaga kerja melalui kelompok nelayan, maupun terserapnya tenaga kerja di sejumlah tambak yang dikelola oleh perorangan maupun korporasi.



Pos terkait