Tingginya kebutuhan pasar global menjadikan budidaya udang vaname (Litopenaeus Vanamei) sangat prospektif dikembangkan. Sejumlah strategi dan kebijakan pun diambil Pemerintah Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah dalam pengembangannya dengan berprinsip ramah lingkungan dan berkelanjutan.
FAUZIANNUR, Sukamara | radarsampit.com
Tak kenal maka tak sayang. Pepatah itu cocok menggambarkan potensi budidaya udang vaname di Kabupaten Sukamara. Masyarakat pesisir yang menggantungkan mata pencaharian sebagai nelayan dan petani harus mengetahui betapa besarnya potensi itu, begitupun para investor. Maka, diperlukan sebuah promosi. Apatah lagi budidaya udang vaname di Kabupaten Sukamara maupun Kalimantan Tengah tren usaha baru.
Upaya promosi potensi yang dilakukan pemerintah daerah kepada masyarakat dengan menyosialisasikan wilayah tambak sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten agar sesuai peruntukannya. Masyarakat didorong melakukan budidaya, baik perorangan maupun berkelompok. Alhasil, masyarakat mulai melirik budidaya udang vaname. Ditunjukan dengan pertumbuhan pembudidaya. Tahun 2020 terdata hanya 2 pembudidaya, meningkat menjadi 10 pembudidaya aktif hingga pertengahan tahun 2023 ini.
Begitu pula pemerintahan desa turut membuka tambak udang vaname melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), misalnya BUMDes Damai Jaya Desa Sungai Damar, Kecamatan Pantai Lunci. Kelompok nelayan pun mulai bermunculan, salah satunya Kelompok Nelayan (Pokyan) Maju Jaya Bersama di Desa Sungai Damar. Pemerintah daerah juga mendorong pihak perbankan agar memberikan kemudahan pengajuan permodalan bagi para pembudidaya.
Menarik investor masuk, Pemkab Sukamara cukup gencar melakukan promosi, baik dengan mengikuti pameran-pameran yang diselenggarakan di tingkat provinsi maupun nasional. Promosi melalui media massa dan media sosial, hingga paparan pimpinan daerah kepada tamu yang berkunjung ke Sukamara. Rencananya pula, Pemkab Sukamara meluncurkan sebuah aplikasi digital dengan menampilkan potensi pengembangan Shrimp Estate udang vaname.