Setiap salat zuhur Jumat berjemaah, Masjid Syuhada dapat mengumpulkan Rp2-2,5 juta. Apabila salat Ied dapat mengumpulkan Rp7-9 juta. Saat ini jumlah kas Masjid Syuhada sudah terkumpul Rp167 juta yang digunakan untuk pengembangan dan operasional pemeliharaan masjid.
”Masjid Syuhada masih keterbatasan tanah. Di samping pekarangan sisi kanan masjid juga masih ada kuburan warga sekitar yang sudah lama dikuburkan di situ,” ujarnya.
”Nantinya, tower di samping halaman masjid sewanya berakhir tahun 2025. Insya Allah di atas tanah wakaf berukuran 9 x 10 akan dibangun sekolah diniyah untuk pendidikan baca tulis Quran berukuran 8 x 8 meter,” tambahnya.
Ke depannya, Masjid Syuhada juga akan membenahi gudang peralatan di belakang mimbar untuk memaksimalkan lahan parkir jemaah yang memang saat ini masih terbatas.
”Karena keterbatasan lahan parkir, rencananya gudang akan dimaksimalkan sebagai tempat parkir. Tahun 2020 sebelah kiri atau utara masjid juga sudah dibangun satu unit rumah kaum masjid dari bantuan Pemkab Kotim 75 persen dan 25 persen dari masyarakat, kurang lebih Rp115 juta total pembangunannya,” ujarnya.
Pada 2019, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran juga memberikan bantuan dana sebesar Rp50 juta. Dana itu digunakan untuk memasang kanopi sisi kanan, kiri, dan depan masjid serta sajadah.
”Dulu, di usia remaja, Pak Sugianto pernah tinggal di Jalan Baamang 1 ini. Saya masih ingat tahun 2019 Pak Sugianto berkunjung ke masjid ini dan memberikan bantuan Rp50 juta. Dana itu diguanakan untuk pasang kanopi dan memesan karpet sajadah berwarna hijau dengan kualitas yang bagus,” katanya.
Selain aktif menjadi Ketua Takmir Masjid Syuhada, selepas purna tugas Burhanuddin juga masih mengabdikan dirinya untuk masyarakat dan menjadi Ketua Yayasan Panti Asuhan Bahagia sejak tahun 2004, saat ia masih aktif menjadi pejabat hingga sekarang. Dia masih aktif mengurus panti yang berdiri sejak tahun 1985 di Jalan Cristopel Mihing tersebut.
”Sekarang ada 50 anak yatim piatu yang hidup di Panti Asuhan Bahagia. Dulu saya juga lama mengurus Masjid Wahyu Al Hadi, karena keterbatasan usia yang tidak memungkinkan lagi naik mobil setiap subuh ke masjid yang jaraknya cukup jauh dari rumah,” ujarnya.