Begini Upaya RSUD dr Murjani Sampit Tingkatkan Pelayanan Pasien Cuci Darah

layanan hemodialisa
CUCI DARAH: Bupati Kotim Halikinnor berbincang dengan salah seorang pasien yang memanfaatkan layanan hemodialisa di RSUD dr Murjani Sampit, beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO/Instagram halikin_1)

Novita mengatakan, dalam hitungan per bulan, selalu ada penambahan pasien baru berkisar 3-6 pasien. Dalam hitungan mingguan, rata-rata bertambah 1-2 pasien baru yang ingin dilayani di RSUD dr Murjani Sampit.

”Tapi bulan-bulan ini kami ada penambahan 15 kasus pasien baru. Februari pasien yang mendaftar antrean layanan cuci darah meningkat signifikan,” katanya.

Bacaan Lainnya

Mengenai penyebabnya, Novita menjelaskan, peningkatan kasus pasien cuci darah dapat dipicu karena adanya penyakit penyerta seperti mengalami sakit diabetes melitus dengan kadar gula dalam darah yang tinggi dan tidak terkontrol. Dapat pula disebabkan hipertensi.

”Intinya, pasien yang melakukan cuci darah dipicu karena menjalani pola hidup yang kurang sehat. Rata-rata pasien baru yang mendaftar warga Kotim dan ada pasien reguler kami yang berasal dari Kabupaten Seruyan, tetap kami layani. Asalkan pasien tergolong akut, tetapi kalau pasien reguler yang kondisi kesehatannya dapat dikatakan stabil, kami anjurkan untuk rujuk ke fasilitas kesehatan lain, seperti rumah sakit di Palangka Raya, Kapuas, Pangkalan Bun atau Banjarmasin,” katanya.

Baca Juga :  Ketika Manusia Silver Kembali Beraksi di Jalanan Kota Sampit

Novita mengakui pasien terpaksa harus mengantre menunggu giliran, karena mesin cuci darah belum siap digunakan. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

”Satu mesin satu orang, nyawa mereka ya dis itu. Meskipun ada unsur kedekatan sekalipun, saya sebagai dokter tetap melayani pasien sesuai standar prosedur, sesuai nomor antrean. Mana ada pasien yang mau menggeser giliran. Jadi, solusinya, kami tetap menerima pasien baru sesuai antrean. Pasien yang akut kami lakukan perawatan intensif sampai kesehatannya stabil. Setelah stabil, pasien diarahkan rujukan ke faskes lain, sehingga ketika sudah sampai gilirannya pasien baru kami telepon dan mereka tetap bisa kami layani,” ujarnya. (***/ign)



Pos terkait