Jika dalam dua hari sampah di Depo Sehati 04 tidak terangkut, maka volume sampah bisa mencapai 32 ton. Meski sudah meluber, masyarakat setiap harinya tetap membuang sampah ke sana.
”Sekarang sampah-sampah sudah kami angkut seperti normalnya saja, lebih dari itu kami tidak sanggup. Kami pasti akan menyelesaikannya, kami sudah janji,” ungkapnya.
Menurutnya, butuh waktu empat hari dan enam personel untuk bisa menyelesaikan sampah yang ada di depo tersebut. “Dua hari lagi saja selesai,” ucapnya.
Andi, petugas angkutan sampah yang ditemui di depo sampah Jalan Tatar, menyebut bahwa sampah tidak sampai keluar depo, meski ada peningkatan volume saat mogok kerja. “Volume tidak meluber, masih terkendali saja,” kata Andi.
Volume sampah di depo ini sekitar 8 ton per hari. Kemarin mereka sudah mengangkut sampah sebanyak tiga kali ke tempat pembuangan akhir. Meski sudah tiga kali diangkut, tumpukan sampah masih menggunung. Keterbatasan tenaga membuat mereka menyudahi pekerjaan dan akan kembali melanjutkan keesokan harinya.
”Jelas itu tetap kami kerjakan sampai selesai, karena tanggung jawab kami. Empat kali angkut lagi bisa selesai, tapi tenaganya ini yang terbatas, besok lanjut lagi,” sebutnya.
Aksi mogok kerja yang mereka lakukan merupakan bentuk solidaritas sesama petugas kebersihan. “Semuanya itu mogok dua hari. Dua hari saja sudah segitu, apalagi kalau satu minggu atau sampai akhir bulan,” cetus Andi.
Apa yang mereka lakukan adalah bentuk aksi untuk mempertanyakan kejelasan uang tambahan yang selama 15 bulan belum juga dibayarkan, yakni sejak Januari 2020 hingga Maret 2021. Dalam kondisi normal, uang tambahan diberikan setiap tiga bulan sekali.
”Kami mempertanyakan kapan, hari apa? Kalau seperti ini, semangat kami kerja juga gimana. Kami sudah diberi janji. Kalau tidak ada, ya tidak ada. Tapi ini dibilangnya ada, menunggu proses ini dan itu. Kami tidak mengerti,” ungkapnya.
Andi menyadari aksi mogok tidak menguntungkan mereka. Sebab, ujung- ujungnya mereka juga yang harus menyelesaikan pekerjaan. ”Melihat kondisi ini, tetap kami juga yang capek. Tapi kalau tidak begini, respon orang kantor (dinas terkait) itu nanti-nanti terus, tidak ada kejelasannya. Kami tidak muluk- muluk, kami minta kejelasan,” tuturnya.