Sementara itu inisiator kegiatan Nurul Edy yang pernah menjabat Camat MHS menginginkan agar para mantan camat ini bisa dilembagakan. “Kita sepakat ada lembaga mantan camat, inginnya seperti itu, mungkin dimulainya di Kotim, kalau bisa di Kalteng,” sebutnya.
Sementara itu mantan Bupati Katingan Duwel Rawing yang juga pernah menjabat sebagai camat menyebut ada kerinduan untuk bisa kembali melihat Kotim. Dirinya bersyukur bisa kembali berkunjung ke Kotim, tempat dimana ditempa dan dibina.
“Kotim tempat dimana saya ditempa. Di sinilah tempat saya menyiapkan diri. Di bawah pimpinan Pak Wahyudi, saya dibina,” ujar pria yang berusia 72 tahun itu.
Mengabdikan diri di Kotim selama 17 tahun adalah hal yang luar biasa. Duwel merasa banyak pengalaman selama bertugas di Kotim yang sangat membantunya dalam menapaki karier.
“Pak Wahyudi, Pak Thamrin yang telah membimbing saya, kami kerja dengan ikhlas dan tulus. Saya senang bisa berada di sini, bertemu teman lama maupun teman baru,” ucap pria yang tidak pernah bermimpi menjadi seorang bupati itu.
Sementara itu mantan Camat Kotabesi dan Camat MB Ketapang Halikinnor, yang saat ini menjadi orang nomor satu di Kotim merasa senang sekaligus terharu dengan acara tersebut. Dalam pertemuan itu dia bisa bertemu para senior yang telah dianggap sebagai guru sekaligus orang tua.
“Saya terharu sekali, tidak pernah membayangkan bisa bertemu dengan para senior, atasan langsung yang hadir, guru sekaligus orang tua saya,” ucapnya.
Pada kesempatan itu juga Halikinnor memberikan semangat kepada para camat yang masih aktif untuk tetap optimis, karena menurut tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, bahkan seorang camat pun bisa menjadi bupati.
“Saya sering hilang pada junior, jangan kecil hati, camat bisa jadi bupati bahkan tidak menutup kemungkinan ke depan bisa jadi gubernur. Saya sendiri yang jadi barometer, dari birokrat menjadi bupati,” ungkapnya.
Bagi dirinya yang berkarir mulai dari bawah, dari golong 2A, yang menjadi kebanggaan dirinya bukanlah menjadi bupati, tetapi menjadi Sekretaris Daerah (Sekda), karena sekda adalah jabatan karir tertinggi PNS di kabupaten/kota, yang dirintisnya dari bawah.