Jangan Sampai Generasi Sampit Berpikiran Sempit

Kunjungan Rocky Gerung dan Dikki Akhmar ke Radar Sampit (1)

rocky gerung
Kunjungan Rocky Gerung bersama Dikki Akhmar ke sejumlah daerah di Kalimantan Tengah membuat publik bertanya-tanya. Semua ia jawab tuntas saat mampir ke kantor redaksi Radar Sampit, Jumat pagi lalu

Dari perjalanannya ke Provinsi Kalteng mendampingi Dikki, dia menangkap masih adanya pragmatisme dan oportunisme di kalangan masyarakat Kalimantan yang bisa terjadi karena persoalan pendidikan.

“Akhirnya kita balik infrastruktur pertama untuk memuliakan demokrasi adalah pengetahuan rakyat sendiri. Bukan pengetahuan yang disodorkan oleh parpol. Ini memerlukan basis pendidikan,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

“Saya pelajari rata-rata usia sekolah di Kalteng itu masih ada yang lulusan SMP, ada yang lulusan universitas tetapi secara statistik masih sangat rendah. Nah itu yang ingin kami tingkatkan. Dan meningkatkan itu artinya memulai tradisi untuk ‘bertengkar’. Seperti halnya podcast Radar Sampit, bisa menjadi radar untuk memastikan jangan sampai anak manusia Sampit itu pikirannya menjadi sempit,” ujarnya dengan ciri khas intonasi penekanan suaranya yang tegas dan tajam.

Dikki menyangkal kedatangannya ke Kalteng bukan untuk mencari suara rakyat, tetapi ingin mengetahui kondisi dan persoalan masyarakat di setiap daerah.

Baca Juga :  Inilah Penyebab Tak Stabilnya Keuangan Kabupaten Kotawaringin Timur 

“Saya sudah pernah keliling ke semua kabupaten di Kalteng. Saya bukan mencari suara, saya ingin tahu kondisi masyarakat di setiap daerah, yang saya tidak pernah saya dengar kondisinya. Saya sudah berusaha (berbisnis) dari Sabang sampai Merauke, tapi justru di Kalteng saya tidak pernah menginjakkan kaki saya untuk berbisnis di sini (Sampit),” ucap Dikki.

Ketika ia mengetahui ditempatkan di daerah pemilihan (Dapil) Kalteng, Dikki ingin mengetahui lebih jauh problem masalah yang dihadapi masyarakat Kalteng.

“Saya dengan Bung Rocky kunjungan ke pelosok-pelosok masuk ke dalam hutan. Seperti Punak (naik ferry tiga jam, naikmotor) apa yang saya lakukan ini saya ingin tahu kondisi daerah sampai daerah terpinggir. Dan luar biasa, problematikanya banyak,” ujarnya.

Ada masyarakat yang tiap hari bermasalah dengan monyet, karena kebun sawit membuat monyet kehilangan habitat mencari makan di kampung masyarakat.

“Ada juga yang saya dengar nelayan masih kesulitan mendapatkan solar dengan gampang, akhirnya mereka ada yang harus beli oli bekas, yang kalau dipakai di kapal bisa menimbulkan bunyi meledak-ledak. Boro-boro cari ikan, yang ada mengusir ikan,” ujarnya.



Pos terkait