”Bantuan ini sangat berarti bagi kami. Kami terharu dengan perhatian kepada seperti ini. Semoga menjadi berkah bagi bapak ibu. Ternyata masih ada orang yang peduli dengan kami yang kondisinya seperti ini. Terima kasih Bapak Tentara,” ujarnya.
Dari kediaman Romli, rombongan melanjutkan perjalanan ke rumah pasangan Wahyudi dan Yulia Nengsih di daerah Bengkirai, Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang, tak jauh dari Bandara Haji Asan Sampit.
Rumahnya terletak di pinggir Sungai Mentaya. Keluarga tersebut hidup dengan kondisi memprihatinkan. Wahyudi hanya bisa terbaring di atas kasur. Rumahnya merupakan bantuan program bedah rumah dari Pemkab Kotim. Dia tidak memiliki kursi roda untuk bergerak, karena tidak ada dana untuk membeli.
”Mudahan dengan bantuan ini saya bisa sembuh dan pulih. Semoga juga bapak sekalian diberkahi,” katanya sambil terisak.
Wahyudi merupakan buruh serabutan. Petaka datang ketika dia tengah bekerja, tiba-tiba saja jatuh dan pingsan. Saat itu tidak tidak sadarkan diri dan dinyatakan lumpuh. Saat dia jatuh, ternyata menghantam tulang belakangnya. Dia sempat dibantu sebuah organisasi untuk berobat ke Palangka Raya.
”Tapi, katanya kondisi saya ini tidak bisa dioperasi,” katanya.
Letkol Inf Abdul Hamid mengatakan, kegiatan itu merupakan bakti sosial yang rutin dilaksanakan. Sekaligus bagian dari HUT TNI ke-77.
”Ini bentuk perhatian kepada masyarakat yang perlu bantuan. Apalagi masih ada warga yang kesulitan dengan segala keterbatasan latar belakang dan penyakitnya, sehingga memerlukan alat kesehatan ini,” kata Dandim.
Selain kursi roda, rombongan juga memberikan tongkat kepada warga yang membutuhkan tersebut serta bantuan bahan kebutuhan pokok. (***/ign)
