Selama tiga bulan tidak bisa bergerak, Rohani dibantu dirawat Sunarti (37) yang masuk panti asuhan sejak tahun 2007 dan kini dipercaya menjadi tangan kanan Rohani menggantikan posisinya sebagai Ketua Pengurus Panti Asuhan Annida Qolbu.
Keponakannya, Mahdiatul Hana Rizky Wulandari (23) yang akrab disapa Wulan juga turut merawat bersama kaum Musala Nida’ul Jannah Abdul Wahid yang juga sebagai suaminya.
”Aku sudah tidak bisa apa-apa lagi, mandi saja setiap harus dibantu dimandikan oleh mereka. Alhamdulillah merekalah yang setia merawat,” ujarnya.
Setiap dua hari sekali perawat datang mengganti perban dan kasa dan membayarnya Rp 200 ribu sekali kunjungan perawatan.
Rohani meluapkan kekhawatiran terhadap nasib 45 anak panti jika hidup tanpanya. Sebagai sosok pendiri sekaligus Ketua Yayasan Annida Qolbu sejak 1997 panti ini berdiri, Rohani berjuang keras menghidupi 15 anak panti pada masa itu yang sekarang bertambah menjadi 45 orang. Sebagian merupakan anak berkebutuhan khusus alias disabilitas.
Berawal dari rumah tipe 36 di Jalan Jaya Wijaya II, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Rohani mengawali tekad mengasuh anak yatim piatu dengan latar belakang kehidupan yang beragam.
Anak-anak mulai usia balita hingga belasan tahun yang ia temukan melalui perantara tokoh agama dari lintas agama yang ia tampung. Meskipun bukan anak dari darah dagingnya, Rohani yang kerap disapa dengan panggilan Ummi tetap merawat dengan kasih sayang.
Panti Asuhan Annida Qolbu kini berada di Jalan Jaya Wijaya 4, RT 58 RW 7 Kelurahan Baamang Tengah, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotim tetap eksis berdiri.
Tak hanya Panti Asuhan, Rohani telah mengembangkan dunia pendidikan dengan membangun Sekolah Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sejak tahun 2018 yang sekarang berjumlah 13 murid angkatan ketujuh dan terus mengembangkan pendidikan sekolah dasar (SD) sejak tahun 2016 di atas lahan seluas 1 Ha yang saat ini berjumlah 50 murid angkatan ketiga.
Perjuangan Rohani mendirikan dan mengelola Panti Asuhan Annida Qolbu tidaklah mudah. Keadaan hidup yang serba sulit dengan penghasilan yang tak menentu ditambah kondisi kesehatannya yang sedang tidak baik-baik saja membuatnya hampir kehilangan semangat.