Ujian hidup kembali menerpa ketika musibah kebakaran menghanguskan lima unit bangunan yang biasa dijadikan tempat istirahat dan gudang hangus terbakar pada Rabu 29 Mei 2024 lalu. Kejadian yang terjadi sekitar pukul 07.20 WIB tersebut diduga dipicu akibat korsleting listrik mengakibatkan harta benda tak dapat diselamatkan.
”Saya senang (wartawan Radar Sampit, Red) datang lagi kemari. Saya merasa kepedulian manusia sangat minim terhadap anak yatim, sehingga banyak yang menangis kurang dipedulikan,” ujar mantan jurnalis lepas yang pernah mengawali karir di Banjarmasin Post selama dua tahun sejak tahun 1994 silam.
“Setelah kebakaran duka itu masih kami rasakan sampai kini. Anak-anak tidak memiliki baju yang layak. Allah benar-benar mengujiku. Ngomong susah, bergerak melangkah sudah tidak bisa,” ucap Rohani yang seketika tak kuat lagi menumpahkan air mata ketika menceritakan peliknya ujian hidup yang dialaminya.
Semenjak ia terbaring sakit tak berdaya, pembangunan Musala Nida’ul Jannah yang direnovasi total pada tahun 2023 hingga kini masih belum rampung. Bangunan berukuran 14 x 14 meter berlantai dua itu ditaksir menelan anggaran Rp2 miliar dan saat ini progress pembangunan baru berjalan 40 persen dengan anggaran yang sudah digunakan mencapai kurang lebih Rp 500 juta.
”Musala dan termasuk bangunan lain di panti ini sering kebanjiran kalau hujan deras lama, tahun 2023 makanya direnovasi total sampai sekarang belum selesai,” ucap Abdul Wahid, Pengawas Pembangunan Musala.
Dengan anggaran yang menipis, Musala dimungkinkan tidak dilanjutkan sementara. “Ramadan ini pembangunan dihentikan sementara, sambil mengumpulkan anggarannya,” ujarnya.
Selain bangunan Musala yang belum fungsional, Panti Asuhan Annida Qolbu juga masih sangat membutuhkan tenaga pendidik.
”Yang kami butuhkan saat ini itu tenaga pendidik untuk SD ada 10 guru masih perlu 4 guru lagi dan untuk TK ada dua guru dan kami juga memerlukan guru agama yang bisa mengajari murid-murid dan anak panti,” ujar Sunarti, Ketua Pengurus Panti Asuhan Annida Qolbu.