PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Setelah dibekali dengan berbagai keterampilan selama 23 hari, calon transmigran lokal mulai menjalani peningkatan kemampuan untuk berbaur dengan calon transmigran SP Pugar dari Jawa yang akan ditempatkan di Desa Rangda, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Para calon transmigran lokal pola SP-Pugar tahap I tahun 2024 dari desa setempat tersebut telah dibekali dengan berbagai keterampilan tanaman pangan, bidang perikanan, pertanian, dan peternakan.
Kepala Desa Rangda Muhammad Umar mengatakan, peserta dibekali keterampilan budidaya keramba ikan, tanam palawija, dan persawahan. Pemerintah Desa Rangda berharap pelatihan ini menambah ilmu bagi calon peserta transmigrasi.
“Saya yakin nanti transmigran lokal siap bersaing dengan calon peserta 150 KK dari Jawa Tengah,” harapnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat Rusliansyah mengatakan, pelatihan keterampilan, sikap, dan motivasi yang diikuti oleh calon transmigrasi lokal itu nantinya sebagai bekal mereka dalam menjalankan program transmigrasi.
“Tentu ada pengetahuan dan pengalaman baru selama dalam pelatihan, baik secara teori maupun praktik, dan ini bertujuan agar nantinya mampu meningkatkan kesejahteraan dengan mengoptimalkan potensi yang ada di wilayah masing-masing,” ujarnya saat menutup secara resmi kegiatan pelatihan keterampilan bagi calon transmigran SP Pugar Lokal di Desa Rangda, Rabu (10/7/2024).
Ia meyakini Desa Rangda akan mampu menjadi desa mandiri dan sejahtera yang tidak lagi bergantung pada pasokan pangan dari desa sekitar. Sebaliknya, Desa Rangda akan menjadi lumbung pangan dan setara dengan desa transmigrasi lainnya.
“Pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti pelatihan dapat diaplikasikan dalam pertanian atau budidaya keramba,” harapnya.
Kabid Transmigrasi Disnakertrans Kobar Elramit Christian menambahkan, pelatihan keterampilan bagi calon transmigran diikuti 48 peserta dari masyarakat Desa Rangda.
Peserta mendapatkan pelatihan tanaman pangan, tanaman sayuran, dan budidaya keramba sungai maupun darat meliputi teori dan praktik lapangan. “Instruktur baik dari dinas perikanan dan ketahanan pangan maupun dari dinas pertanian,” tandasnya. (tyo/yit)